Senin 25 Apr 2016 09:48 WIB

Pemerintah Dinilai tak Serius Sediakan Fasilitas Ramah Difabel

Rep: Christiyaningsih/ Red: Winda Destiana Putri
Kalangan Difabel
Foto: Rakhmawaty La'lang/Republika
Kalangan Difabel

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah selama ini dinilai tidak serius menyediakan fasilitas umum yang ramah difabel. Ketua Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Cabang Malang Endang Hariyani mengungkapkan di Kota Malang masih sulit ditemui fasum yang layak dimanfaatkan kaum berkebutuhan khusus ini.

Akses jalan seperti trotoar mayoritas sulit dilalui pengguna kursi roda. "Trotoar seharusnya dibuat bersambung agar bisa dilewati kursi roda, bukan patah-patah seperti yang sudah ada saat ini," jelas Endang akhir pekan lalu.

Selain kontur, ia juga mempermasalahkan trotoar yang kini beralih fungsi menjadi lahan berjualan. Kondisi trotoar yang demikian, lanjutnya, juga sulit dilintasi oleh kaum lansia dan ibu hamil. Pemerintah seharusnya menindak tegas masyarakat yang merusak fungsi trotoar.

Endang juga menyoroti rendahnya penyediaan kursi di angkutan umum bagi kaum difabel. Kalaupun ada kursi khusus difabel, jumlahnya belum banyak. "Kadang malah diduduki oleh penumpang yang bukan difabel, lansia, atau ibu hamil," katanya prihatin.

Menurut Endang, Indonesia hendaknya mencontoh Selandia Baru dalam menyediakan sarana umum bagi kaum  difabel. Di Selandia Baru, seluruh gedung pemerintahan dilengkapi jalur khusus difabel berikut kursi rodanya. Fasilitas ini memudahkan masyarakat difabel jika harus berurusan dengan lembaga pemerintah.

"Toilet khusus difabel dan jalur trotoar yang kondusif juga dibangun agar difabel tetap dapat mandiri meski berada di ruang publik," imbuhnya. Tak hanya itu, perpustakaan kota bahkan menyediakan buku-buku berhuruf braille agar tuna netra tetap dapat membaca.

Tak ketinggalan restoran-restoran di Selandia Baru juga menyediakan tampilan menu yang istimewa. Restoran menampilkan menu dengan bahasa isyarat agar tuna wicara dan tuna rungu tak kesulitan memesan makanan dan minuman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement