Kamis 21 Apr 2016 23:58 WIB

Mahasiswa Demo PDAM Kabupaten Sukabumi

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Hazliansyah

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sejumlah mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa di Pendopo Kabupaten Sukabumi yang ada di Kota Sukabumi Kamis (21/4). Mereka mempertanyakan kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Jaya Mandiri (TJM) yang dinilai kurang optimal dalam layanan air bersih.

Aksi mahasiswa yang digelar sekitar pukul 11.00 WIB ini mendapat penjagaan ketat dari aparat Polres Sukabumi Kota.

"Layanan PDAM  kurang maksimal dan belum berkualitas," ujar salah seorang koordinator aksi Eki Rukmansyah dari Himpunan Mahasiswa Sukabumi (Himasi) dalam orasinya.

Menurut dia, air PDAM pada kenyatannya tidak bisa diminum dan hanya bisa digunakan untuk mandi. Selain itu untuk beberapa wilayah sering mati dan merugikan masyarakat sebagai pelanggan.

Bahkan, sambungan air mati pada saat sangat dibutuhkan seperti pada waktu akan beribadah.

Korlap aksi lainnya Riandi menerangkan, mahasiswa juga mempertanyakan seleksi pimpinan PDAM Sukabumi yang dilakukan secara tertutup dan melanggar Permendagri Nomor 2 Tahun 2007 tentang Organ dan Kepegawaian Perusahaan Air Minum. Selain itu juga melanggar Perda Nomor 11 Tahun 2013.

"Atas fakta itu, kami meminta seleksi direksi PDAM ditinjau ulang," imbuh Riandi. Selanjutnya, dilakukan pemilihan direksi yang dilakukan secara terbuka dan transparan.

Direktur Teknik PDAM TJM Sukabumi Iyus Sugiarto mengatakan, PDAM sudah berupaya secara maksimal melayani para pelanggan. "Memang layanan belum maksimal 100 persen," ujar dia.

Namun kata Iyus, pihaknya akan mengupayakan agar layanan air bisa semakin baik. Saat ini rata-rata layanana air PDAM mencapai 22 jam per hari.

Asisten Daerah (Asda) Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemkab Sukabumi Dana Budiman mengatakan, proses seleksi pimpinan PDAM sudah dilakukan sesuai ketentuan yang ada. Di mana, kepala daerah bisa mengambil pimpinan dari unsur internal PDAM yang menguasai permasalahan air.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement