Rabu 20 Apr 2016 21:06 WIB

Ribuan Penari Meriahkan 'Solo Menari 24 Jam'

Penari membawakan tari Umbul Donga dalam rangka peringatan Hari Tari Dunia (World Dance Day) di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jateng, Minggu (29/4).
Foto: Antara/Andika Betha
Penari membawakan tari Umbul Donga dalam rangka peringatan Hari Tari Dunia (World Dance Day) di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jateng, Minggu (29/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ribuan penari dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri akan memeriahkan gelaran tahunan "Solo Menari 24 Jam" untuk memeringati Hari Tari Dunia, di sejumlah lokasi Kota Solo, Jawa Tengah, pada 28-29 April 2016.

"Ada sebanyak 6.000 penari lebih dari berbagai pelosok Indonesia dan luar negeri siap ikut memeriahkan Solo Menari 24 Jam," kata Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Solo Prof.Dr. Sri Rochana Widyastutieningrum, di Solo, Rabu (20/4).

Ia mengatakan sebanyak 6.000 penari lebih yang akan ambil bagian dalam kegiatan "Solo Menari 24 Jam" termasuk dua diantaranya Samsuri Dosen Tari ISI Solo dan Mujosetyo pemain Wayang Orang Barata Jakarta yang akan menari selama 24 jam tanpa berhenti.

Dikatakan dari sebanyak 6.000 penari itu termasuk beberapa maestro tari yang kini berusia lanjut, antara lain Ponity asal Banyuwangi, Jawa Timur, dan Ida Bagus Oka Wajana dari Bali.

"Gelaran tahunan di Kota Solo, dan digelar yang kesembilan ini, animo seniman tari Indonesia sangat luar biasa atau meningkat dibanding tahun sebelumnya," katanya.

Rektor ISI mengatakan untuk tahun lalu hanya diikuti sebanyak 150 grup dengan penari sebanyak 4.000 orang, untuk tahun ini diikuti sebanyak 221 grup dengan melibatkan sebanyak 6.000 penari. Mereka itu berasal dari Malaysia tiga grup, Cina satu grup, dari luar Jawa 18 grup dan sisanya dari kota-kota besar di Pulau Jawa.

Ia mengatakan, kegiatan "Solo Menari 24 Jam" akan dimulai acara pembukaan, pada pukul 15.30 WIB Kamis (28/4) hingga ditutup 24 jam kemudian.

"Solo Menari 24 Jam", kata dia, digelar di sejumlah lokasi di Kota Solo, antara lain sepanjang Jalan Jenderal Sudirman Solo dari bundaran Gladag hingga Kantor Balaikota Surakarta, kawasan kampus ISI Surakarta, SMK Negeri 8, dan sejumlah kawasan mall.

Bahkan, peserta penari karena antusiasnya ingin tampil di Kota Solo, mereka datang tanpa fasilitas dan termasuk undangan dari panitia. "Kami sebagai panitia bangga atas antusias peserta ini. Namun, kami juga kesulitan dalam menyusun jadwal pentasnya," kata Ketua Panitia "Solo Menari 24 Jam" Joko Aswoyo, sambil menambahkan tari bukan saja gerakan fisik, tetapi juga jiwa, untuk itu sepantasnya dimasyarakatkan apapun bentuk tarinya.

Ia mengatakan untuk di Jalan Jenderal Sudirman nanti akan di gelar tarian masal Gambyong yang diikuti sebanyak 1.000 penari.

Samsuri salah seorang penari yang juga Dosen Tari ISI Solo mengatakan bahwa dirinya telah siap untuk tampil dalam acara akbar tersebut. "Ya kami untuk fisik telah latihan dengan olahraga dan lain-lain".

Peringatan Hari Tari Dunia selain dimeriahkan dengan "Solo Menari 24 Jam" juga diisi dengan Seminar Internasional, yang menampilkan pembicara Prof Tiantong Zhan dari China, Prof Shahanum Mohd dari Malaysia, Narumol Thammapruksa dari Thailand dan Wahyu Santoso Prabowo dari ISI Solo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement