Rabu 20 Apr 2016 17:14 WIB

Benda Diduga Bom Ditemukan di Kantor Yayasan Karmen Malang

Rep: Christiyaningsih/ Red: Bayu Hermawan
Tim Gegana dari Detasemen B Brimob Polda Jatim bersiap meledakkan sebuah benda yang diduga bom di depan Yayasan Pendidikan Karmel, Malang, Jawa Timur, Rabu (20/4).
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Tim Gegana dari Detasemen B Brimob Polda Jatim bersiap meledakkan sebuah benda yang diduga bom di depan Yayasan Pendidikan Karmel, Malang, Jawa Timur, Rabu (20/4).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sebuah kotak berlapis lakban hitam yang diduga bom ditemukan di Kota Malang, Rabu (20/4). Benda seukuran kotak kardus smartphone itu ditemukan warga di depan Kantor Pusat Yayasan Karmel Jalan Songgoriti 28 Sarangan, Malang. Warga yang melihat benda mencurigakan sekitar pukul 11.20 itu langsung melaporkan ke kepolisian.

Kepala Bagian Operasional Polresta Malang Dodot Dwianto mengatakan benda tersebut terdiri atas rangkaian baterai, kabel, dan saklar. Tim penjinak bom segera diterjunkan ke lokasi dan sekitar pukul 14.30 benda tersebut diledakkan. Dodot menerangkan peledakan ini untuk mengurai isi di bagian dalam.

"Ada cairan di dalam benda yang diduga bom tapi belum bisa dipastikan jenisnya," katanya pada Rabu (20/4) di Malang.

Setelah diledakkan, diketahui benda yang dicurigai bom tersebut tidak mengandung bahan kimia ataupun paku. Sejauh ini Dodot memastikan benda tersebut tidak berbahaya karena tidak mengandung bahan peledak. Akan tetapi temuan tersebut akan dibawa oleh tim penyelidik untuk diperiksa lebih lanjut.

Sayangnya, di lokasi di sekitar yayasan Katolik tersebut tidak dilengkapi CCTV. Oleh karenanya polisi belum mengantongi petunjuk siapa pelaku yang meletakkan benda itu. Selama ini Yayasan Karmel juga tidak pernah menerima ancaman bom.

"Belum bisa diindikasikan sebagai teror karena kami masih akan telusuri siapa yang meletakkan," imbuhnya.

Belasan orang yang berada di dalam kantor yayasan tetap berada di dalam kantor sampai bom tersebut diledakkan tim jihandak. Tidak ada pengurus yayasan yang dapat dimintai keterangan oleh wartawan. Namun seorang warga bernama Andi Krisna yang datang ke yayasan untuk menjemput istri memberikan beberapa keterangan.

Andi datang ke kantor yayasan sebelum polisi tiba di lokasi. Namun ketika ia akan pulang bersama istrinya, polisi mencegahnya keluar dari gerbang. "Banyak paku berkarat yang ditancapkan di benda mirip bom itu," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement