REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, narkoba saat ini menjadi ancaman terberat dibandingkan dengan teroris.
"Narkoba harus menjadi musuh bersama karena bisa mengancam masa depan Indonesia," kata Luhut ketika menyampaikan kuliah umum, di Balai Sidang UI, Depok, Rabu (20/4).
Peredaran narkoba, katanya, bukan hanya di kota besar saja, melainkan juga masuk ke perdesaan, bahkan juga sudah masuk ke pondok pesantren. Para pimpinan yang berada di pesantren ini pun meminta bantuan ke Menko Polhukam untuk mengatasi masalah Narkoba.
"Tolong, Pak Luhut, masalah narkoba ini segera diatasi," ujarnya menirukan pesan kiai di pondok pesantren.
Narkoba masuk ke pondok pesantren, kata Luhut, dengan cara berkedok memberikan vitamin yang bisa kuat untuk berzikir sampai pagi, padahal vitamin tersebut merupakan ekstasi. "Pertama dikasih, kedua dikasih, ketiga ya harus beli," jelasnya.
Luhut mengakui, narkoba bisa merusak generasi bangsa Indonesia dan setiap hari ada 50 orang yang meninggal akibat narkoba. "Ini sangat berbahaya bagi kelangsungan bangsa Indonesia," ucapnya.
Dikatakannya, 75 persen narapidana narkoba masih bisa menjalankan bisnis narkobanya dari dalam penjara. Jadi, harus ada tindakan hukum yang tegas untuk mengatasi masalah narkoba.
"Hukuman mati bagi para pengedar narkoba akan terus dijalankan dan pemerintah akan membangun penjara terpencil bagi pengedar narkoba dan juga teroris," katanya.
Sedangkan, untuk menangani masalah teroris, Luhut mengatakan, perlu pendekatan holistik dengan bekerja sama dengan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah serta melakukan deradikalisasi. "Selain itu untuk mengurangi ancaman radikalisasi dan terorisme, kita harus memperbaiki kondisi ekonomi dan meningkatkan pemerataan pembangunan," jelasnya.