Senin 18 Apr 2016 20:49 WIB

Din: PIM akan Aktualisasikan Kemajemukan

Rep: C25/ Red: Achmad Syalaby
Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsudin (kanan) didampingi Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Didin Hafidudin memberikan penjelasan pada acara Rapat Pleno ke 5 dengan tema “Revitalisasi Pendidikan Islam, Problemaatika dan Solusi” di Jakarta, Rabu (24/2)
Foto: Republika/Darmawan
Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsudin (kanan) didampingi Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Didin Hafidudin memberikan penjelasan pada acara Rapat Pleno ke 5 dengan tema “Revitalisasi Pendidikan Islam, Problemaatika dan Solusi” di Jakarta, Rabu (24/2)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan Indonesia Maju (PIM) hendak meningkatkan lagi kemajemukan di Indonesia. Hal itu terlihat dari keanggotaan PIM yang terdiri dari tokoh lintas agama, suku dan profesi. 

Ketua PIM Prof Din Syamsuddin mengungkapkan, PIM akan mengaktualisasikan kemajemukan, sebagai kekuatan menanggulangi berbagai permasalahan bangsa. Ia berpendapat langkah itu cukup penting untuk dilakukan, mengingat mulai banyak orang yang melupakan indahnya keragaman yang ada di Indonesia.

"Keragaman kita adalah kekuatan Indonesia, sehingga ini yang akan kita aktualisasikan," kata Din di Jakarta, Senin (18/4).

Untuk itu, ia menekankan program-program yang ditelurkan PIM akan bersifat komperhensif. Pendekatan itu akan dijalankan dengan semua pihak. Menurut Din, langkah itu akan menguatkan dan mempertajam program yang ada, karena ada sinergi kuat dengan pemerintah maupun masyarakat.

Sementara, Sekretaris Pergerakan Indonesia Maju Ali Masykur Musa, menegaskan penjelasan itu sekaligus menjadi jawaban, atas dugaan PIM akan terjun ke dunia politik. Ia menerangkan PIM merupakan gerakan masyarakat, yang memang dimaksudkan mengurusi berbagai kemaslahatan bangsa, termasuk politik.

Ia menuturkan kalau PIM tidak akan mengambil langkah politik praktis. Namun justru mencerahan kehidupan politik di Indonesia yang selama ini ada. Ali menambahkan, PIM akan bergerak dengan meningkatkan kecerdasan bangsa, melalui program yang langsung menyentuh masyarakat. "Kita bersepakat tidak mengambil politik praktis," ujar Ali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement