Selasa 26 Jul 2022 15:44 WIB

Dosen Universitas BSI Hibahkan Aplikasi Bank Sampah

Aplikasi bank sampah membantu pengurus dalam proses pencatatan

Dewi Ayu Nur Wulandari, Sunarti dan Ratnawaty Marginingsih merupakan tim dosen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) yang berhasil lolos pendanaan hibah program Kemitraan Masyarakat melalui skema Penerapan Iptek Masyarakat (PIM).
Foto: Universitas Bina Sarana Informatika
Dewi Ayu Nur Wulandari, Sunarti dan Ratnawaty Marginingsih merupakan tim dosen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) yang berhasil lolos pendanaan hibah program Kemitraan Masyarakat melalui skema Penerapan Iptek Masyarakat (PIM).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dewi Ayu Nur Wulandari, Sunarti, dan Ratnawaty Marginingsih merupakan tim dosen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) yang berhasil lolos pendanaan hibah program Kemitraan Masyarakat melalui skema Penerapan Iptek Masyarakat (PIM). Program ini diselenggarakan dan dibiayai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi tahun pendanaan 2022.

Dalam programnya, mereka mengangkat tema ‘Pendampingan Pengelolaan Sampah, Limbah Minyak Jelantah, dan Budidaya Maggot Berbasis Iptek Untuk Mengatasi Pencemaran Lingkungan dan Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pada Bank Sampah Orchid Green Park Depok’. 

Dewi, selaku Ketua Tim Dosen menjelaskan bahwa, dalam program hibah tersebut, ada 3 kegiatan yang diselenggarakan yaitu pelatihan pengolahan minyak jelantah menjadi sabun, sosialisasi sirkular ekonomi maggot dan sosialisasi aplikasi web bank sampah.

“Kita bulan lalu sudah adakan sosialisasi pengolahan minyak jelantah menjadi sabun, bulan ini terlaksana sosialisasi aplikasi website bank sampah yang dilakukan untuk memperkenalkan aplikasi baru dan dapat digunakan oleh pengurus serta anggota bank sampah dalam kegiatan transaksi penyetoran sampah oleh anggota ke pengelola bank sampah,” ujar Dewi dalam rilis yang diterima, Senin (25/7). 

Ia menambahkan, aplikasi ini sangat membantu pengurus dalam proses pencatatan, karena sampah yang disetorkan dicatat sebagai tabungan anggota. Sehingga diperlukan sistem yang dapat memenuhi semua kebutuhan anggota dan pengurus dalam proses transaksi termasuk dapat menampilkan laporan keuangan bank sampah, baik laporan tabungan anggota dan laporan kas bank sampah yang tersedia.

“Pelaksanaan program ini memberikan dampak positif bagi mitra, yaitu Bank Sampah Orchid. Hasil dari pelaksanaan kegiatan, Bank Sampah Orchid saat ini sudah mampu memproduksi sendiri Deterjen Pencuci Pakaian dan Pembersih Lantai dari olahan minyak jelantah yang kemudian dijual kembali kepada warga sekitar dan anggota bank sampah,” imbuhnya. 

Menurut Dewi, dengan adanya aplikasi bank sampah, pelayanan kepada anggota bank sampah juga semakin meningkat. Karena memiliki fitur-fitur yang lebih lengkap dari aplikasi yang sebelumnya serta menjadi lebih efisien. Sehingga membuat masyarakat menjadi tergerak untuk menyetorkan sampah organik ke bank sampah untuk diolah menjadi makanan bagi maggot.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement