Kamis 14 Apr 2016 15:07 WIB

'Jaksa Agung Lebih Gemar Berpolitik daripada Jadi Pejabat Profesional'

Jaksa Agung HM Prasetyo
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Jaksa Agung HM Prasetyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Setara Institute Hendardi menilai penangkapan jaksa di Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Jawa Barat dan pemeriksaan jaksa di Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah membuktikan Jaksa Agung M Prasetyo gagal mereformasi institusi adhyaksa.

"Kejaksaan adalah salah satu institusi hukum yang paling lambat direformasi oleh pemerintah," kata Hendardi melalui pesan tertulis, Kamis (14/4).

Jangankan mengawal pencegahan korupsi program pembangunan seperti yang pernah dijanjikan, Hendardi mengatakan penangkapan oleh KPK menunjukkan Jaksa Agung tidak mampu membereskan praktik korupsi di internal institusinya.

Para pejabat kejaksaan masih konservatif, antitransparansi dan cenderung protektif pada korpsnya. Kejaksaan juga tidak memiliki mekanisme akuntabilitas dalam penanganan perkara, sehingga banyak perkara yang justru diperdagangkan.

"Selain kasus korupsi, Jaksa Agung juga menjadi salah satu aktor yang meneguhkan impunitas pelanggaran hak asasi manusia berat karena tidak pernah menindaklanjuti berbagai temuan penyelidikan Komnas HAM," tuturnya.

Karena itu, Hendardi menilai Presiden Joko Widodo tidak perlu ragu untuk mencopot M Prasetyo dari jabatan jaksa agung bila perombakan kabinet jilid II betul-betul dilakukan.

"Setara Institute menilai M Prasetyo lebih gemar berpolitik daripada menjadi pejabat negara yang profesional," ujarnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement