Jumat 08 Apr 2016 19:41 WIB

Misbar, Videotron, dan Janji Kampanye Bupati Batang

Bupatai Batang Yoyok Riyo Sudibyo meletakkan batu pertama pembangunan videotron transparansi di alun-alun Batang
Foto: istimewa
Bupatai Batang Yoyok Riyo Sudibyo meletakkan batu pertama pembangunan videotron transparansi di alun-alun Batang

REPUBLIKA.CO.ID, BATANG – Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo akhirnya merealisasikan gagasannya membuat videotron transparansi di alun-alun Batang.  Dari videotron ini diharapkan masyarakat Batang bisa mengetahui sekaligus mengawasi  penggunaan APBD Batang.

Gagasan videotron ini sebenarnya terinspirasi oleh pemutaran layar tancap yang masih sering diputar di kampung-kampung di Batang. Layar tancap ini juga sering disebut dengan ‘Misbar’ alias Gerimis Bubar.

Yoyok mengatakan rencana ini sudah dipaparkannya saat masa kampanye. “Seorang ibu pernah nanya, ‘kalau bapak jadi bupati yang pertama mau dibuat apa?’. Spontan saja, saya jawab ingin buat misbar, agar rakyat bisa memantau terus kinerja saya,” kata mantan Komandan Rayon Militer Tanjung Priok, Jakarta Utara itu.

Yoyok mengatakan bahwa semua orang yang mendengar kampanyenya tertawa. ”Mereka berpikir saya mau ajak semua warga buat nonton film. Namun, saya jelaskan itu untuk menyajikan semua anggaran Kabupaten Batang. Barulah, mereka mulai memahami apa yang saya maksud.”

Realisasi videotron transparansi membutuhkan waktu yang cukup panjang. Di awal pemerintahannya, Yoyok sudah mengajukan anggaran pembangunan videotron ini. Namun usulannya ditolak karena APBD Batang sudah terlanjur diketok pemerintah periode sebelumnya.

Pada tahun kedua kepemimpinannya, usulan ini kembali diajukannya melalui Bappeda. Lagi-lagi usulan ditolak karena jajaran birokrasi menilai perbaikan infrastruktur harus menjadi prioritas di tahun awal pemerintahan. "Di tahun ketiga, saya coba ajukan itu melalui dinas pariwisata, namun tetap menghadapi kendala yang sama,” tambahnya.

Yoyok memahami kesulitan merealisasikan videotron ini, mengingat bahwa menjalankan pembangunan daerah dengan keterbatasan APBD, seperti Kabupaten Batang, bukanlah hal yang mudah. “Memimpin daerah seperti Batang itu tidak seperti membalikan telapak tangan. Gagasan ini atau itu tidak bisa langsung dilaksanakan. Ternyata, prioritas dan pertimbangan-pertimbangan dari tim yang saya pimpin benar-benar harus dipikirkan matang-matang. Uang untuk videotron itu tidak sedikit, bisa saja sektor lain yang akan menemui hambatan jika itu tetap dieksekusi,” kata mantan anggota BIN ini.

Namun Yoyok tetap meyakini bahwa setiap niat baik yang ingin dilaksanakan akan mendapat banyak dukungan. Dan ini terbukti dengan hadirnya Bank Jateng yang mengucurkan dana Rp 750 juta untuk mendukung pembangunan videotron ini. “Allah ternyata memberikan keringanan terhadap doa saya. Ternyata, pemenuhan janji kampanye saya diberikan melalui jalan lain. Doa saya dijawab melalui CSR yang diberikan oleh Bank Jateng,” ungkap Yoyok.

Bagi Yoyok, dukungan dari Bank Jateng ini benar-benar sebuah persembahan istimewa untuk rakyat Batang. “Saya sudah berupaya semampunya untuk menjalankan sumpah selama lima tahun. Di tempat ini, saya menjalankan karir kepemimpinan yang penuh dengan pelajaran berharga."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement