Rabu 06 Apr 2016 22:51 WIB

Dewan Adat Papua Sesalkan Pemecatan Fahri Hamzah

Rep: Lintar Satria/ Red: Angga Indrawan
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah (kiri) bergegas meninggalkan ruangan usai memberikan keterangan kepada wartawan terkait pemecatan dirinya dari keanggotaan PKS di Gedung DPR, Jakarta, Senin (4/4).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah (kiri) bergegas meninggalkan ruangan usai memberikan keterangan kepada wartawan terkait pemecatan dirinya dari keanggotaan PKS di Gedung DPR, Jakarta, Senin (4/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Adat Papau Yan Piet Yaranggan mengatakan pemecatan Fahri Hamzah dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan DPR sebagai suatu bentuk pembungkaman demokrasi. Yan mengatakan Rakyat Papua sudah mengenal Fahri sejak sebelum ia di PKS. Sejak zaman reformasi Rakyat Papua mengenal Fachri sebagai pejuang reformasi dan demokrasi.

"Pergerakan Fahri yang mengarah pada demokrasi berkaitan dengan Hak Asasi Manusia sangat menyentuh rakyat Papua," kata Yan, Rabu (6/4).

Yan mengatakan Fahri ikut membangun demokrasi di Papua. Terakhir Fahri ikut dalam konferensi rakyat Papua. Yan mengatakan Fahri salah tokoh yang ikut menolong dan membela demokrasi di Papua.

Yan menambahkan pemecatan Fahri sebagai sebuah pencekalan dan penghambatan demokrasi di indonesia. Menurutnya dengan pemecatan Fahri sebagai sebuah kemunduran demokrasi. "DPR sebagai pusat legislatif di Indonesia, tidak hanya di Jakarta saja," kata Yan.

Ia mengatakan sampai saat ini, tambah Yan, alasan pemecatan Fahri belum jelas. Sedangkan dalam proses demokratisasi terakhir hanya Fahri yang mendamping rakyat Papua. Ketika sekelompok orang melegitimasi atas nama negara menekan demokrasi di Papua, Fahri vokal menyerukan demokrasi di Papua.

"Kami berharap Partai Keadilan Sejahtera meninjau kembali pemecatan Fahri," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement