Senin 04 Apr 2016 19:24 WIB

PKS Berpolitik Santun, Fahri Hamzah Cenderung Agresif

Rep: Puti Almas/ Red: Karta Raharja Ucu
 Ketua Bidang Humas DPP PKS Dedi Supriadi menunjukan surat pemecatan Fahri Hamzah saat konferensi pers di kantor DPP PKS, Jakarta, Senin (4/4). (Republika/Wihdan Hidayat)
Ketua Bidang Humas DPP PKS Dedi Supriadi menunjukan surat pemecatan Fahri Hamzah saat konferensi pers di kantor DPP PKS, Jakarta, Senin (4/4). (Republika/Wihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Padjajaran, Muradi berpendapat upaya Fahri Hamzah yang menolak pemecatan dari PKS akan berakhir sia-sia. Secara politik menurut Muradi, posisi Fahri saat ini tidak menguntungkan.

"Sesuai aturan. Kan memang dia bisa menjadi Wakil Ketua DPR RI karena PKS, sementara di PKS ia memang sudah tidak sesuai. Jadi lebih baik, dia tidak membuang waktu dengan menerima keputusan pemecatan, lalu memulai karier baru di partai lainnya," ujar Muradi kepada Republika.co.id, Senin (4/4).

Menurut Muradi, politikus kelahiran 10 oktober 1971 ini memiliki kultur politik yang jauh berbeda dengan PKS. Citra partai Islam tersebut selama ini dikenal dengan kesantunannya, serta memiliki cara berpolitik yang lembut atau dengan kata lain tidak agresif.

"Karena Fahri tidak demikian, dia justru cenderung agresif," kata dia.

"Saya melihat," kata Muradi melanjutkan, "Karier politiknya akan sangat bagus jika berada di Partai Golkar atau Gerindra."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement