Sabtu 02 Apr 2016 20:08 WIB

Untuk Investasi, Alasan Saat Ini Orang Bali Beli Perhiasan

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Winda Destiana Putri
Emas
Foto: VOA
Emas

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Alasan orang Bali membeli perhiasan emas atau perak sudah berubah. Hal itu kata penjual emas di Denpasar, Faisal Ganim, dipengaruhi oleh situasi ekonomi yang kurang bagus.

"Kalau dulu mereka beli emas untuk dipakai saat ada hari raya atau upacara dan atau agama. Tapi sekarang membelinya untuk dipakai atau investasi," kata Faisal, di Denpasar, Sabtu (2/4).

Dikatakan Faisal, tahun-tahun sebelumnya orang Bali membeli perhiasan emas untuk dipakai saat hari raya atau upacara. Setelah itu sebutnya, emas atau perhiasan dijual lagi, walau pun dengan harga yang lebih murah.

Karena itu kata Faisal, pasar perhiasan emas menjelang hari raya, Galungan dan Kuningan atau lebaran bagi umat Islam selalu ramai. Namun sekarang sebutnya, keadaannya sudah berubah.

"Sekarang ini kalau untuk hari raya atau upacara agama, orang Bali lebih suka membeli perhiasan perak dan kemudian menyepuhnya dengan emas," kata Faisal.

Dengan membeli perhiasan perak, kerugiannya tidak terlalu besar dibandingkan dengan membeli perhiasan emas. Jika membeli perhiasan emas, lalu dijual lagi, kerugiannya sampai lima persen, yakni mencapai Rp 20.000 per geram atau bisa mencapai Rp 200.000 kalau berat perhiasan sampai 10 gram.

"Kalau perak kan harganya murah, hanya Rp 7.000 per gram, kerugiannya tidak seberapa," kata Faisal.

Selain berpengaruh pada omset, berubahnya alasan orang Bali membeli perhiasa emas juga berpengaruh pada harga. Selain harga emas luar negeri, permintaan konsumen lokal sebut Faisal, ikut mempengaruhi naik-turunnya harga emas lokal.

"Sekarang harga emas turun, sampai Rp 505 ribu per gram untuk emas murni. Harga ini turun hampir dua pekan terakhir, dari sebelumnya mencapai Rp 535 ribu per gram," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement