Jumat 01 Apr 2016 22:10 WIB

Johan: Presiden tak Mau PPP Ribut Terus

Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi menjadi pembicara pada rilis survei
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi menjadi pembicara pada rilis survei "Revisi UU KPK dan Pertaruhan Popularitas Jokowi di Mata Publik" yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia di Jakarta, Senin (8/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan kesediaannya untuk hadir Muktamar Partai Persatuan Pembangunan (PPP), jika pertemuan tersebut mengagendakan islah antara dua kubu yang sengketa.

"Rencananya Presiden akan hadir kalau maksud Muktamar itu adalah islah dua kubu," kata Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (1/4).

Johan menegaskan Presiden pada intinya tidak ingin terjadi kegaduhan atau keributan terus-menerus tanpa ujung antara dua kubu yang berkonflik di PPP yakni Kubu Romahurmuzy dan Kubu Djan Faridz. Kedua kubu kata Johan telah mengundang Presiden untuk hadir dalam Muktamar PPP yang segera digelar.

"Presiden 'concern' terhadap islah PPP dan tidak berlarut-larut persoalan di PPP. Maka Presiden akan hadir dalam Muktamar PPP," ujarnya.

Ia mengatakan, Presiden "concern" agar ada islah antara dua kubu sehingga didapatkan jalan terbaik supaya bisa menatap ke depan.

"Poin Presiden tadi yaitu jangan ribut terus, islah adalah jalan terbaik, sehingga bisa menatap ke depan. Persoalan bangsa ini lebih banyak," katanya.

Presiden Joko Widodo dengan didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno menerima sejumlah tokoh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Istana Merdeka, Jumat, 1 April 2016.

Dalam pertemuan tersebut, Sekretaris Jenderal PPP versi Muktamar Bandung Romahurmuzy mengatakan, tujuannya datang menemui Presiden adalah melaporkan tentang proses islah yang tengah terjadi di tubuh partai dan mengundang Presiden Joko Widodo untuk hadir ke muktamar PPP yang akan diselenggarakan pada 8 April 2016.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement