REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Seratusan pendekar asal enam negara menikmati libur akhir pekan di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Bukan tanpa sebab mereka berada di wilayah yang khas dengan Satai Marangginya ini. Karena selain menikmati liburan, mereka juga akan memeriahkan festival bela diri dunia.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, mengatakan, para peserta sudah datang sejak Kamis malam (31/3) kemarin. Pada Jumat pagi ini, mereka mengikuti sejumlah serangkaian kegiatan. Seperti, berkeliling kota dengan sepeda.
"Peserta dari luar negerinya ada 80 orang. Sedangkan 20 lainnya, peserta bela diri dalam negeri," ujar Dedi kepada Republika.co.id, Jumat (1/4).
Adapun negara yang mengikuti festival ini, yaitu Tiongkok, Brasil, Korea Selatan, India, Jepang dan Indonesia. Dari Indonesia, lanjut Dedi, ada dua paguron yang dilibatkan. Yaitu, paguron bela diri asal Garut dan paguron asli Purwakarta.
Menurut Dedi, festival bela diri ini sengaja digelar oleh pihaknya. Sebab, selama ini bela diri asal Indonesia seperti pencak silat hanya dipandang sebelah mata. Dari sisi seninya, sangat tidak ditonjolkan. Sehingga, pencak silat jadi ilmu bela diri yang terkesan eksklusif.
Padahal, seni bela diri ini ada sisi hiburan. Dengan kata lain, punya nilai jual ke khalayak. Seperti para pendekar Kung Fu, Shaolin, di Tiongkok. Bela dirinya sangat terkenal. Bahkan, jadi andalan dalam film-film besutan negeri tirai bambu tersebut.
"Di kita, pencak silat belum dihargai seperti di negara lain," ujarnya.
Dengan kondisi itu, pihaknya ingin mengangkat seni bela diri lokal Indonesia ke kancah internasional. Supaya, para pendekar tanah air ini memiliki rasa percaya diri yang tinggi, akan ilmu bela diri yang dimilikinya. Serta menjadikan ilmu bela diri lokal jadi lebih bergengsi lagi.