Jumat 01 Apr 2016 16:31 WIB

Drone yang Jatuh di Batam Diduga Milik Malaysia-Brunei

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ilham
 Anggota polisi mengangkat pesawat tanpa awak yang ditemukan di perairan Selat Philip, Kepulauan Riau.
Foto: Antara/M N Kanwa
Anggota polisi mengangkat pesawat tanpa awak yang ditemukan di perairan Selat Philip, Kepulauan Riau.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komando Armada RI Kawasan Barat melalui Pangkalan Utama Angkatan Laut IV Tanjungpinang, Kamis (31/3), mengamankan drone atau pesawat kecil tanpa awak milik negara asing. Pesawat drone dengan ukuran panjang 2.5 meter dan rentang sayap 1.5 meter itu mulanya ditemukan Kapal Feri MV Pintas 9 di sekitar perairan Selat Philip, Kepulauan Riau.

Kepala Dinas Penerangan Komando Armada Barat, Letkol Laut Ariris Miftachurrahman mengatakan, drone tersebut juga dilengkapi dengan antena, kamera, serta propeler di bagian buritan. Drone/banshee target ini merupakan pesawat tanpa awak buatan Inggris yang mulai diproduksi 1983 sebagai bagian dari sistem latihan perang pertahanan udara.

"Sudah kita amankan, saat ini guna penyelidikan lebih lanjut, drone tersebut sore ini rencananya akan dibawa ke Jakarta dan ditempatkan di Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Laut (Dislitbangal)," kata Ariris, Jumat (1/4). (Pesawat Tanpa Awak Ditemukan di Perairan Batam).

Pesawat tanpa awak ini dibuat dari bahan komposit Kevlar dan kaca yang diperkuat plastik. Memiliki kecepatan 35-185 KT dengan daya jelajah antara 1-3 jam. Adapun pengontrolan penerbangannya menggunakan remote jarak jauh.

Dalam operasionalnya, pesawat ini juga dapat dilengkapi dengan perangkat tambahan seperti radar, flare atau sekam maupun arm target. Meskipun peruntukannya banyak dipakai sebagai target sasaran, namun drone ini dapat juga berfungsi sebagai UAV pengintai dengan kamera.

"Menurut beberapa sumber, di kawasan Asia Tenggara peralatan ini hanya dimiliki Negara Malaysia dan Brunei," kata Ariris, Jumat (1/4).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement