Rabu 30 Mar 2016 15:05 WIB

Polda Bengkulu Tetapkan 17 Tersangka Kebakaran Rutan Malabero

Rep: C21/ Red: Bayu Hermawan
Petugas mengawal sejumlah narapidana yang akan dipindahkan dari Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Klas IIA Malabero, Bengkulu, Selasa (1/3).
Foto: Antara/David Muharmansyah
Petugas mengawal sejumlah narapidana yang akan dipindahkan dari Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Klas IIA Malabero, Bengkulu, Selasa (1/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Bengkulu masih melakukan penyidikan terkait kerusuhan dan pembakaran Rumah Tahanan Negara (Rutan) Malabero, Bengkulu, yang menewaskan lima orang Napi pada Jumat (25/3) pekan lalu.

"Masih dalam ranah penyidikan dan belum bisa diungkapkan ke publik," kata Kabid Humas Polda Bengkulu, AKBP Sudarno, Rabu (30/3).

Terkait pelaku pengedar Narkoba di dalam Rutan, Sudarno mengatakan hal itu diserahkan ke Badan Narkotika Nasional (BNN). Sementara terkait lima korban jiwa dalam peristiwa itu, ia mengatakan lima jenazah telah teridentifikasi dan diserahkan ke keluarga. Untuk korban meninggal sendiri, kata Sudarno semuanya murni meninggal terbakar.

"Sedangkan untuk tersangka, ada 17 orang," ujarnya.

Sudarno menuturkan pengembangan masih dilakukan untuk mencari jika ada tersangka baru. Namun dia belum dapat mengatakan apakah tersangka akan bertambah atau tidak. Jadi tergantung fakta di lapangan seperti apa, misalkan fakta menunjukan bertambah akan bertambah. Namun jika faktanya tidak bertambah, maka tidak akan bertambah.

"Jadi kita bicara pada fakta-fakta, bukti-bukti dan fakta dari cctv dan sebagainya," ucapnya.

17 orang tersebut masih diperiksa, selain jadi tersangka mereka juga menjadi saksi, ditambah dengan sipir penjara. Karena yang di dalam rutan adalah sipir dan narapidana. Selain itu, pemeriksaan sejumlah cctv dan barang-barang yang ada di dalam lapas.

Kronologis kejadian, karena awalnya BNNP dibantu Polda mencoba menangkap salah satu narapidana di dalam lapas. Namun kemudian yang lainnya tidak terima. "Kemarin itu bukan operasi. Namun kemarin itu kita mau mengambil orang yang dicurigai sebagai bandar, jadi bukan operasi awalnya," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement