REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Indonesia berkomitmen memperkuat hubungan bilateral dengan negara-negara di kawasan Pasifik Selatan, termasuk Papua Nugini dan Republik Fiji yang akan dikunjungi delegasi RI pekan ini. Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia kini berada dalam hubungan yang lebih baik.
"Sangat baik dengan negara-negara di Pasifik Selatan," katanya menjawab pertanyaan wartawan di Jayapura, Senin (28/3) malam, terkait dengan agenda kunjungannya ke kedua negara anggota Melanesian Spearhead Group (MSG) itu pekan ini.
Luhut mengatakan kunjungan delegasi RI ke Republik Fiji yang direncanakan dilakukan pada 31 Maret hingga 1 April itu dimaksudkan untuk menyerahkan bantuan senilai lima juta dolar AS untuk membantu para korban Topan Winston yang menghantam wilayah negara itu Februari lalu. "Saya juga membawa surat Presiden Joko Widodo untuk Perdana Menteri Fiji J.V.Bainimarama," katanya.
Selain memberikan bantuan dana senilai 2 juta dolar AS dan berbentuk barang senilai tiga juta dolar AS, Indonesia juga akan mengirim satu kompi pasukan zeni TNI-AD guna membantu proses rekonstruksi pasca-bencana topan kategori 5 itu, katanya.
"Kunjungan ke Fiji itu juga akan menyertakan gubernur dari lima provinsi," katanya.
Tentang keberadaan warga negara Indonesia asal Papua di Papua Nugini, Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan keputusan akhir diserahkan kepada mereka terkait dengan apakah mereka ingin kembali ke Tanah Air atau menetap di sana. Perihal pentingnya posisi negara-negara di kawasan Pasifik Selatan dalam kebijakan luar negeri Indonesia sempat ditegaskan Wakil Menteri Luar Negeri A.M.Fachir dalam pidatonya di depan peserta KTT ke-20 MSG yang berlangsung di Honiara, Kepulauan Solomon, pada 26 Juni 2015.
Bagi Indonesia yang memiliki 11 juta orang keturunan Melanesia yang tersebar di Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur, kawasan Pasifik merupakan "salah satu prioritas utama Indonesia", katanya.