Senin 28 Mar 2016 19:47 WIB

Program Deradikalisasi BNPT Jangan Hanya Sebatas Seminar

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Karta Raharja Ucu
Terorisme (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Terorisme (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, ‎JAKARTA -- Program deradikalisasi yang digagas Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) hendaknya jangan terbatas hanya dalam bentuk seminar. Program deradikalisasi harus melibatkan kelompok keagamaan seperti Nadhatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

"Kalau cuma dalam bentuk seminar di hotel itu keliru," kata Ketua Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak saat dihubungi Republika.co.id, Senin (28/3).

Muhammadiyah sendiri telah melakukan beberapa upaya deradikalisasi, di antaranya dialog intens dan pengajian. President of Religion for Peace Asia and Pacific Interfaith Youth Network (RfP-APIYN) ini juga mendorong pemuda Islam dan agama lain menjalankan program bersih-bersih rumah ibadah yang diberi nama Clean, Pray, and Love yang baru diinisiasi tahun ini.

Upaya-upaya tersebut perlu sokongan dan dorongan pemerintah. "Selama membersihkan rumah ibadah, kami akan membangun pemahaman bersama antaranak muda dan antaragama," ujar Dahnil.

Dia menyebut benih-benih terorisme bisa muncul dari ketidakadilan. Orang-orang yang kerap merasakan ketidakadilan melakukan perlawanan dengan cara salah.

Kasus terorisme terutama muncul dari sebagian kelompok anak muda yang kehilangan harapan. Di saat bersamaan, radikalisme datang menawarkan 'harapan' dan 'penghargaan' pada mereka. Untuk itu sangat penting menghadirkan harapan dan mimpi positif agar mereka tidak bergabung dengan kelompok yang menghasut dan menganjurkan tindak kekerasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement