REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah cukup banyak program yang disampaikan Ustaz Yusuf Mansur untuk menjadikan Jakarta sebagai kota impian. Setelah program Jakarta Digital, pendiri jaringan aplikasi Paytren ini memang memiliki seabreg ide dan gagasan cemerlang, salah satunya membuat program Jakarta Adem.
Dalam perbincangan hangat dengan Republika.co.id, baru-baru ini, Ustaz Yusuf Mansur menyatakan jika dirinya ingin berkontribusi dengan menawarkan beberapa program bagi masyarakat Jakarta. Tentu saja, program tersebut bukan semata program saja, melainkan memang sudah terbukti dan dijalankan oleh lembaga yang dipimpinnya selama ini.
"Ini program yang saya tawarkan bagi calon gubernur yang mau maju, bangun nih kote Jakarte. Tapi kalau gak ada yang mau saya siap menjalankan," ujarnya.
Program Jakarta Adem, jelasnya, dimaksudkan guna menciptakan harmonisasi dan guyub antarwarga Jakarta.
Dan, Jakarta Super yang menciptakan sumber daya manusia berkelas dunia di Jakarta Adem. Menurutnya, Jakarta Adem adalah Jakarta yang angka penganggurannya sedikit atau menurun drastis sehingga kesejahteraan meningkat dan jumlah kriminalitas menurun. Namanya minim pengangguran berarti banyak lapangan kerja yang tersedia sehingga jam kerja di Kota Jakarta terbilang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan SDM-nya.
Lalu, bagaimana agar pengangguran menurun, ia memaparkan bahwa program ini merupakan kelanjutan dari program Jakarta Digital. Setelah Pemerintah Jakarta menjadi coorporate government, Pemerintah DKI memiliki modal untuk menciptakan lapangan kerja secara luas. (baca: Ustaz Yusuf Mansur Tawarkan Program Jakarta Digital).
Dengan lugas Ustaz Yusuf Mansur atau lebih dikenal dengan sebutan UYM ini menuturkan, Pemprov DKI bisa membangun lumbung-lumbung pasokan kebutuhan pokok di beberapa wilayah penyangga dan pusat industri baru. Semua ini untuk memenuhi kebutuhan pokok dan sekunder, bahkan tersier warga Jakarta, sekaligus menciptakan lapangan kerja. Ini semua terintegrasi dengan Jakarta Digital.
"Kita tawarkan PNS dan serikat buruh di Jakarta, eh kite mau bangun industri nih, lu kerja ya atau jadi pemegang sahamnya," katanya dengan logat Betawinya yang kental.
Dari situ, menurut UYM, akan selesai untuk mengurangi pengangguran dan menambah kesejahteraan. "Ini sudah dilakukan dengan penggunaan aplikasi bayar (payment gateway) bernama Paytren, jadi ini bukan utopia," ujarnya. Dari situ kemudian kita juga tetap izinkan pabrik baru dan bisnis baru yang akan muncul, semua akan dipermudah izinnya.
Kemudahaan perizinan diberikan dengan catatan kalau mereka mau menyertakan keterlibatan masyarakat sekaligus sebagai pemodalnya. Karena, modal masyarakat itu sudah ada melalui integrasi di Bank DKI. Dengan cara ini, yang memiliki dividen bukan hanya investor asing, melainkan warga Jakarta.
Ia menegaskan, kesejahteraan Jakarta untuk semua, tidak memandang etnis, agama, atau hal-hal SARA lain dalam koridor permusuhan.