REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, memastikan tidak ada warga yang tertular penyakit flu burung pascamunculnya hasil pemeriksaan terhadap unggas mati mendadak yang dipastikan positif flu burung.
"Sejauh ini tidak ada warga yang tertular flu burung, meskipun ada sejumlah unggas yang mati mendadak seperti di Kampung Jelegong, Desa/Kecamatan Cikidang dan di Kecamatan Kabandungan," kata Kepala Dinkes Kabupaten Sukabumi Didi Supardi di Sukabumi, Jumat.
Menurutnya, pihaknya sudah menurunkan surveilans dan petugas bidang pemberantasan penyakit menular ke lokasi ditemukannya ratusan unggas mati mendadak di dua lokasi tersebut. Dari hasil pemeriksaan, tidak ada warga yang mengalami gejala atau terserang flu burung, walaupun ada seorang warga di Kampung Jelegong yang sakit pascamenemukan adanya ayam kampung yang mati mendadak.
Selain itu, warga yang sakit tersebut hanya terserang penyakit biasa saja yakni flu dan demam, tetapi tidak ada indikasi mengarah tertular flu burung. Namun demikian, saat musim penghujan ini penyebaran penyakit akan lebih mudah terjadi, sehingga pihaknya mengimbau kepada warga untuk selalu menjaga perilaku hidup bersih dan sehat.
Lanjut Didi, jika ada warga yang mempunyai hewan peliharan sejenis unggas, agar kandangnya dibersihkan setiap harinya dengan desinfektan untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan virus penyakit. Baik manusia maupun unggasnya agar secara rutin mengkonsumsi vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
"Jika ada warga yang menemukan unggas mati mendadak, agar tidak dipegang dengan tangan telanjang, tetapi harus menggunakan sarung tangan karet dan menggunakan masker. Untuk bangkainya lebih baik dibakar dan dikubur agar penyakitnya tidak menular ke unggas lain apalagi manusia," tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Disnak Kabupaten Sukabumi, Iwan Karmawan mengatakan dari hasil pengujian laboratorium di Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor terhadap 10 ekor bangkai unggas dari Kampung Jelegong, seluruhnya positif flu burung.
"Pernyataan positif flu burung ini baru kami terima dari Balai Besar Penelitian Veteriner, Bogor secara lisan dan untuk bukti tulisannya akan disampaikan pada Senin, (28/3)," katanya.