Kamis 24 Mar 2016 12:42 WIB

JK Minta Negara di Asia Tahan Diri Atasi Konflik Laut Cina Selatan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Laut Cina Selatan
Foto: timegenie.com
Laut Cina Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, HAINAN -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mendorong agar setiap negara di kawasan Asia saling menghormati dan menahan diri guna menciptakan perdamaian dan stabilitas keamanan. Pernyataan JK ini disampaikannya dalam Boao Forum for Asia 2016, menyinggung konflik Laut Cina Selatan yang saat ini diperebutkan oleh sejumlah negara.

"Indonesia sepenuhnya percaya rasa saling menghormati dan menahan diri adalah kunci untuk usaha kita mempertahankan perdamaian dan keamanan di Laut Cina Selatan," tegas JK dalam sambutannya pada konferensi tahunan Boao Forum for Asia 2016, di Boao, Cina, dilansir dari laman resmi Wapresri, Kamis, (24/3).

(Baca juga: JK: Laut Cina Selatan Bisa Jadi Keajaiban Ekonomi Asia)

JK menekankan, pentingnya komitmen bersama untuk menciptakan resolusi perdamaian melalui proses politik dan diplomatik. Tak hanya itu, JK juga meminta agar tiap negara menghormati prinsip undang-undang internasional, termasuk UNCLOS 1982.

JK menjelaskan, dalam sejarahnya, kesuksesan ekonomi hanya dapat diraih dengan terciptanya stabilitas. Untuk menciptakan stabilitas kawasan pun diperlukan perdamaian.

Sebab itu, ia meminta agar perdamaian di kawasan Asia, termasuk Laut Cina Selatan, harus dijaga. Sebab, laut dapat menyatukan pusat-pusat ekonomi yang paling penting di dunia, yaitu ASEAN, Jepang, Cina, dan Korea Selatan.

Menurut dia, dari hasil transaksi perdagangan di wilayah inipun dapat menghasilkan lebih dari 5 triliun US dolar tiap tahunnya. JK menilai konflik Laut Cina Selatan dapat menyebabkan konflik terbuka yang akan membuat wilayah ini tidak stabil dan menyebabkan ekonomi terpuruk.

Kepada negara-negara yang terlibat pengklaiman Laut Cina Selatan, JK meminta agar bersama-sama menyelesaikan konflik demi kepentingan wilayah, meskipun konflik wilayah bukanlah hal yang mudah.

"Kita harus mentransformasi konflik-konflik yang potensial menjadi peluang kerjasama yang konkret," ujar JK.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement