REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kerugian akibat banjir yang melanda empat kota dan kabupaten di wilayah Sumatera Barat pada Selasa (22/3) kemarin, diperkirakan mencapai Rp50,4 miliar dengan jumlah masyarakat terdampak bencana sekitar 87 ribu.
"Ini masih perhitungan kasar," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar Zulfiatno di Padang, Kamis (24/3).
Menurutnya, untuk Kota Padang kerugian diperkirakan mencapai Rp25 miliar, Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman sekitar Rp25 miliar, serta Kabupaten Agam sekitar Rp400 juta.
Kerugian itu, menurutnya. termasuk harta benda masyarakat terdampak dan kerugian akibat rusaknya infrastruktur seperti putusnya jembatan di Pasie Nan Tigo, Koto Tangah Padang. Rusaknya jalur rel kereta api, terputusnya jalan di Padang Pariaman.
Sementara itu, untuk membantu air bersih dan membersihkan pemukiman warga dari sisa banjir, BPBD Sumbar telah menarik dua unit mobil tanki yang sebelumnya membantu masyarakat terdampak banjir di Pasaman.
"Mobil tanki itu satu miliki BPBD Sumbar, satu milik Pemkab Pesisir Selatan. Kita tarik keduanya ke Padang untuk membantu warga," ujarnya.
Ia mengatakan banjir yang melanda empat kabupaten/kota Selasa (22/3) merupakan banjir luapan. Dampaknya hanya merendam pemukiman warga. Oleh sebab itu, banjir tidak menyebabkan dampak lebih parah.
Menurutnya, banjir luapan tersebut disebabkan banyak hal. Tidak hanya tingginya intensitas hujan, namun juga makin berkurangnya daerah serapan. Selain itu juga drainase dan gorong-gorong yang kurang menjadi perhatian.
"Kontribusi masyarakat juga besar dalam penyebab banjir, kepedulian masyarakat terhadap kebersihan drainase sudah sangat berkurang, tapi yang kemarin itu sudah ditambah dengan naiknya air permukaan laut karena pasang sehingga air dari sungai tidak dapat mengalir ke laut," jelasnya.