REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperketat pemantauan aktivitas Gunung Marapi dan Gunung Singgalang. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya bencana susulan pascabanjir bandang lahar dingin di Provinsi Sumatra Barat (Sumbar).
"Ada beberapa fokus kegiatan memasuki hari kelima. Pertama, terkait sumber bencana yakni Gunung Singgalang dan Gunung Marapi yang dipantau terus," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto di Padang, Kamis (16/5/2024).
Letjen TNI Suharyanto mengatakan tim penanganan bencana, termasuk Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), akan terus memantau apabila ada potensi bencana susulan akibat intensitas hujan. "Ini yang kita waspadai betul dan jangan sampai bencana kembali terjadi," kata Kepala BNPB itu.
Berdasarkan rapat gabungan pada Rabu (15/5/2024) malam pemerintah bersama instansi terkait telah menetapkan untuk mengungsikan warga yang masih berada di sekitar jalur-jalur banjir bandang. Pada kesempatan itu Suharyanto menyampaikan material banjir bandang lahar dingin Gunung Marapi secara bertahap telah mulai dibersihkan, terutama pada 13 titik, dengan menggunakan alat berat.
Kemudian terkait jumlah korban meninggal dunia akibat bencana yang terjadi di Ranah Minang, BNPB melaporkan hingga Kamis siang tercatat 67 orang. Sementara, untuk korban yang belum ditemukan, tim pencarian memastikan akan terus berupaya semaksimal mungkin.
"Hingga saat ini masih ada 20 orang lagi yang terus kita cari," ujar Suharyanto.
Terpisah Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini meminta penyintas banjir yang saat ini masih diungsikan di sekitar jalur lahar dingin agar segera dipindahkan ke tempat yang jauh lebih aman. "Pengungsian yang masih berada di jalur lahar dingin harus segera dipindahkan ke tempat yang jauh lebih aman," ucap Mensos Risma.