REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Desa Ciburayut, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat disebut sebagai Desa Janda. Hampir semua perempuan di daerah itu berstatus janda. Mayoritas para perempuan di Kampung Panyarang Kidul, Panyarang Tengah, dan Panyarang Lebak hidup menjadi janda karena suami mereka meninggal tertimba timbunan pasir penambangan liar.
Para janda berkerja untuk menafkahi anak-anak mereka dengan menjadi penambang pasir dan perajin besek. Kehidupan mereka sangat sulit, anak-anak mereka hanya lulus Sekolah Dasar (SD). Karena kesulitan ekonomi anak-anak di desa ini pun harus membantu keluarga mereka dan menjadi penambang pasir seperti orang tua mereka.
“Saya menangis lihat mereka cuma makan pakai garam,” kata Heni Sri Sundari dari Komunitas Jalandra, Kamis (24/3).
Melihat kondisi masyarakat di desa ini Heni dan komunitasnya berinisiatif membuat sekolah. Selain aktif menggalang dana untuk petani dan anak petani di Komunitas Jalandra, Heni juga menjadi Wakil Ketua sebuah yayasan di bidang pendidikan. Heni juga menggalang dana di kitabisa.com. Ia menargetkan Rp 29 juta dalam 10 hari.
Dana sumbangan tersebut digunakan Heni untuk memberi pelayanan kesehatan gratis, membagikan sembako, dan beasiswa untuk anak-anak penambangan pasir. Beruntung, perolehan sumbangan tersebut ternyata melebihi target. Heni berhasil mengumpulkan Rp 31 juta selama lima hari.
“Kemarin data dari RW ada 300 Kepala Keluarga, soalnya hanya dua RT,” katanya.
Heni menambahkan misinya yang ingin ia lakukan di desa ini memutus lingkaran setan. Ia berpendapat bila anak-anak penambang pasir ini mendapat pendidikan yang baik dan layak. Mereka tidak akan menjadi penambang pasir liar seperti orang tua mereka. Dengan begitu kehidupan mereka akan lebih baik lagi.
“Kalau pakai cara-cara kasar pasti ngga akan mereka terima, tapi dengan cara ini walaupun lama lebih efektif,” kata Heni.