REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio 2016 telah berakhir. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya menargetkan 58.321 balita diimunisasi polio selama PIN. Namun, masih ada ribuan balita di Kota Tasikmalaya yang belum dan tidak mau diimunisasi.
Dinkes mencatat, jumlah yang belum diimunisasi mencapai 1.084 balita. Kasubag Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan Dinkes Kota Tasikmalaya Didin Fitriyadi mengatakan, setelah dilakukan validitas, ada 57.822 balita di Kota Tasikmalaya. Sebanyak 98,87 persen balita ini telah diimunisasi.
“Yang tidak mau diimunisasi mencapai 1.084 balita,” kata Didin kepada Republika.co.id, Ahad (20/3).
Banyak faktor yang membuat banyak balita di Kota Tasikmalaya belum diimunisasi polio. Sejumlah orang tua yang tidak mau anaknya diimunisasi berpendapat, vaksin polio mengandung zat yang diharamkan agama. Sebagian di antara mereka ada juga yang berpendapat vaksin mengandung bahan kimia berbahaya.
Selain itu, ada juga yang beralasan anaknya sedang sakit dan sejumlah balita sedang dibawa ke luar kota oleh orang tuanya. Beberapa hal tersebut mengakibatkan masih banyaknya balita yang belum diimunisasi polio pada PIN 2016.
Dinkes tidak dapat memaksa orang tua yang tidak mau anaknya diimunisasi. Meskipun Dinkes sudah melibatkan pegawai kelurahan, kecamatan, kepolisian dan koramil, tetap masih ada yang tidak mau anaknya diimunisasi.
Pada 8 Maret 2016, jumlah balita yang diimunisasi polio mencapai 95 persen. Kemudian, petugas melakukan penyisiran ke setiap kelurahan. Petugas mengunjungi balita yang belum diimunisasi ke rumahnya. Sampai hari terakhir pelaksanaan PIN, yaitu 15 Maret 2016, jumlah balita yang diimunisasi bertambah menjadi 98,87 persen.
Saat sedang dilakukan PIN 2016, ada 429 balita dari luar Kota Tasikmalaya yang diimunisasi. Sebab, Pos PIN 2016 ada di pasar, stasiun, terminal dan setiap pusat keramaian. Jadi, banyak balita dari luar Kota Tasikmalaya diimunisasi di pusat keramaian.