Jumat 18 Mar 2016 08:39 WIB

Bakamla Siap Perangi Pencurian Ikan

Laksamana Muda TNI Arie Soedewo (kanan) sebagai Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/3).
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Laksamana Muda TNI Arie Soedewo (kanan) sebagai Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Arie Soedewo siap menindaklanjuti perintah Presiden Joko Widodo untuk memerangi penyelundupan dan pencurian ikan. Bakamla menyiapkan strategi "menyengat" terhadap siapapun yang membekingi.

"Saya menyiapkan diri menjadi "buldozer"nya Bapak Presiden dan Bu Susi di laut terhadap praktik-praktik penyelundupan barang, baik produk-produk pertanian, barang industri, daging, barang elektronika dan juga hal yang berkaitan illegal fishing (pencurian ikan) juga masalah penyelundupan narkoba yang sudah diamanatkan Presiden dalam rapat kabinet," kata Arie Sudewo di Jakarta, Jumat (18/3).

Arie mengungkapkan bahwa diperlukan komitmen dan sinergisitas bersama pemangku kepentingan seperti Angkatan Laut, Polisi Perairan, Bea Cukai dan lain-lain untuk mewujudkan perintah Presiden tersebut. Ia mengatakan Bakamla sebagai lembaga di bawah Presiden akan segera melakukan evaluasi terhadap kinerja Bakamla, reformasi birokrasi serta penerapan tata kelola yang baik untuk menentukan langkah-langkah efisien dan efektif.

"Laut kita luas sekali lebih tiga juta kilometer persegi tapi armada patroli kita terbatas, maka untuk mengawasinya diperlukan teknologi dan peralatan yang canggih untuk memantau wilayah perairan dari Sabang hingga Merauke," ungkapnya.

Menurut Arie, teknologi radar dan surveilance selama 24 jam yang terkoneksi dengan pemangku kepentingan lain menjadi salah satu solusinya sehingga lalu lintas dan pergerakan kapal yang tidak wajar bisa segera dideteksi dan tindakan hukum bisa dilakukan oleh kami bersama AL, Kepolisian dan Bea Cukai. Arie menjelaskan potensi pendapatan yang hilang dari laut ratusan triliun baik pencurian ikan dan penyelundupan, tapi investasi kita dalam peningkatan SDM dan teknologi untuk pengawasan di laut sangat minim.

Pola ini, katanya, sudah dikondisikan sengaja bertahun-tahun agar kemudian dinikmati oleh para mafia di laut termasuk oknum-oknum aparat yang membekinginya "Selama ini anggaran pengawasan laut dibiarkan minim tapi ratusan triliun potensi penerimaan negara menguap," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement