REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dunia pendidikan Bahasa Indonesia berduka atas wafatnya pakar Bahasa Indonesia yang juga Guru Besar Universitas Padjajaran, Jusuf Sjarif Badudu. Keluarga menginginkan perjuangan JS Badudu mengembangkan Bahasa Indonesia tidak berhenti.
Anak keenam almarhum, Rizal Indraya Badudu berharap Badan Bahasa Indonesia dapat meneruskan perjuangan JS Badudu. Seperti semasa hidupnya JS Badudu terus mengembangkan penggunaan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
"Sebagai keluarga, kami merindukan pusat bahasa atau sekarang disebut sebagai Badan Bahasa Indonesia untuk melanjutkan perjuangan beliau dalam memeprtahankan Bahasa Indonesia," kata Rizal ditemui usai pemakaman di Taman Makam Pahlawan (TMP) Cikutra, Kota Bandung, Jawa Barat, Ahad (13/3).
Ia menilai almarhum sangat gigih mempertahankan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Di tengah banyaknya kesalahan yang justru merusak bahasa Tanah Air yang sesuai kaidah.
Peran tersebut selama ini dinilai belum dijalankan secara maksimal. Sesuai keinginan ayahnya, Badan Bahasa Indonesia diharapkan dapat menjalankan peran secara lebih baik mengedukasi masyarakat.
JS Badudu secara gigih terus berusaha mengembangkan Bahasa Indonesia yang baik semasa hidupnya. Puluhan jilid buku sudah dihasilkannya.
JS Badudu telah mendedikasikan dirinya selama delapan tahun menjadi guru SD, empat tahun guru SMP, 10 tahun guru SMA, dan 42 tahun menjadi dosen di Unpad dan UPI Bandung. Ia menginjak usia pensiun pada 1991, namun setelah itu masih aktif mengajar dan menulis sampai awal 2000. Ia adalah orang pertama yang mendapat gelar Guru Besar dari fakultas Sastra Unpad pada 1985 dalam usia 59 tahun.