Ahad 13 Mar 2016 14:57 WIB

Kang Emil: Sumbangsih Ilmu JS Badudu Jadi Amal Ibadah

Rep: C26/ Red: Achmad Syalaby
Jenazah pakar bahasa Indonesia dan Guru Besar Linguistik, Prof. Dr. Jusuf Syarif (J.S) Badudu siap diberangkatkan ke Taman Makam Pahlawan usai disalatkan di masjid Universitas Padjadjaran Bandung, Jawa Barat, Minggu (13/3).
Foto: Antara/Agus Bebeng
Jenazah pakar bahasa Indonesia dan Guru Besar Linguistik, Prof. Dr. Jusuf Syarif (J.S) Badudu siap diberangkatkan ke Taman Makam Pahlawan usai disalatkan di masjid Universitas Padjadjaran Bandung, Jawa Barat, Minggu (13/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Almarhum Jusuf Sjarief (JS) Badudu dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Cikutra, Kota Bandung, Ahad (13/3). Sebelum dimakamkan,  jenazah pendekar bahasa itu dishalatkan di Masjid Al-Jihad Universitas Padjajaran.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (Emil) ikut menyolatkan dan melepas kepergian almarhum J.S. Badudu. Ia menyebutkan almarhum memiliki kontribusi besar bagi ilmu Bahasa Indonesia. Ilmu yang dibagikan alamarhum diharapkan menjadi amal ibadah tak terhingga.

"Insya Allah dengan ilmu Pak J.S. Badudu ini walaupun sudah berpulang akan jadi amal ibadahnya beliau. Jadi pelajaran jadi teladan buat kita semua," kata Emil di Unpad, Kota Bandung, Jawa Barat, Ahad (13/3).

Emil mengaku kehilangan salah seorang tokoh berjasa di Indonesia. Ia menyebutkan semua warga Kota Bandung dan murid-murid almarhum semasa hidup pasti turut berduka cita atas wafatnya beliau.  J.S. Badudu meninggal dunia, di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Jawa Barat, Sabtu (12/3) pukul 22.10 WIB.

Dia meninggal karena sakit stroke yang sudah dideritanya. Almarhum meninggalkan sembilan anak, sembilan menantu, 23 cucu dan dua cicit.  J.S. Badudu adalah orang pertama yang mendapat gelar Guru Besar dari fakultas Sastra Unpad. Ia dinobatkan menjadi Guru Besar pada 1985 dalam usia 59 tahun. 

Atas sumbangsih dan pengabdiannya di bidang bahasa, ia dikaruniai tiga tanda kehormatan dari pemerintah, yakni Satyalencana Karya Satya (1987), Bintang Mahaputera Nararya (2001), dan Anugerah Sewaka Winayaroha (2007).

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement