Sabtu 12 Mar 2016 22:41 WIB

BMKG: Potensi Kebakaran di Riau Masih Tinggi

Kebakaran, ilustrasi
Kebakaran, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru memperkirakan dalam beberapa hari ke depan potensi kebakaran di Provinsi Riau masih cukup tinggi.

"Beberapa hari ke depan potensi hujan di wilayah utara dan pesisir timur Riau seperti Bengkalis, Meranti, Indragiri Hilir, Pelalawan dan Siak cukup minim dan bersifat lokal sehingga potensi kebakaran cukup tinggi," kata staf analisis cuaca BMKG Pekanbaru, Ahmad Agus Widodo di Pekanbaru, Sabtu (12/3).

Agus menjelaskan bahwa berdasarkan pencitraan satelit Terra dan Aqua pada Sabtu (12/3) pukul 05.00 WIB, tidak ditemukan adanya titik panas di wilayah Riau. Ia mengatakan nihilnya titik panas di Riau disebabkan karena terjadinya hujan di beberapa wilayah tersebut pada Jumat (11/3) malam hingga Sabtu dinihari.

"Selain itu, kesigapan petugas di lapangan dalam memadamkan kebakaran juga berhasil menanggulangi jumlah titik panas," ujarnya.

Namun begitu, Agus kembali menginformasikan akan potensi kebakaran di beberapa wilayah Riau terutama bagian pesisir.

Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin menambahkan berdasarkan analisa cuaca sejumlah wilayah dalam 24 jam ke depan akan diguyur hujan.

"Pada umumnya cuaca di wilayah Riau cerah hingga berawan. Potensi hujan dengan intensitas ringan tidak merata diprakirakan terjadi di wilayah Riau bagian tengah, barat dan selatan pada siang atau malam hari," katanya.

Lebih lanjut, Sugarin mengatakan jarak pandang di sejumlah wilayah Riau terpantau normal antara tiga hingga lima kilometer.

Keberadaan titik panas yang mengindikasikan adanya kebakaran lahan dan hutan di Riau terus berkurang dalam beberapa hari terakhir. Pada Kamis lalu (10/3) terpantau 11 titik panas yang tersebar di tujuh kabupaten kota di Riau.

Sementara pada Jumat pagi (11/3) titik panas terus berkurang hingga menyisakan dua titik sebelum dipastikan nihil pada sore hari.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement