REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proyek reklamasi Teluk Jakarta yang masih berjalan di tengah upaya gugatan hukum para nelayan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta kembali mendapat sorotan.
Ahli oseanografi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Alan Koropitan mengatakan, keberadaan proyek reklamasi Jakarta dapat menyebabkan sedimentasi yang terjadi di Teluk Jakarta meningkat hingga 50 sentimeter setiap tahunnya. Sebagai dampaknya, Jakarta bakal terendam banjir ketika 13 aliran sungai yang mengalir ke Teluk Jakarta terhambat oleh pulau reklamasi.
Dampak buruk lainnya, kata Alan, logam berat yang ada di Teluk Jakarta sejak adanya pembangunan masif dari tahun 1970 akan mengumpul di Teluk Jakarta. Ini disebabkan kemampuan arus laut untuk mencuci secara alamiah akan jauh memburuk setelah adanya proyek reklamasi. Akibatnya, Teluk Jakarta akan menjadi comberan berisikan limbah mengandung logam berat.
Ia menambahkan, beberapa negara seperti Korea Selatan dan Jepang menyesal melakukan reklamasi karena ternyata mengakibatkan dampak buruk bagi lingkungan hidup. “Solusi revitalisasi lingkungan Teluk Jakarta yang sudah sangat tercemar bukan reklamasi, melainkan restorasi dari hulu sungai sampai hilirnya,” ujar Alan.
Ahok sempat mengatakan bahwa reklamasi di Teluk Jakarta sudah berdasarkan kajian panjang. Bahkan, ia menyebut hasil kajian tersebut sudah menentukan jumlah dan posisi pulau yang bakal direklamasi. Menurut Ahok, proyek reklamasi 17 pulau di Teluk Jakarta bukan keinginan pribadinya. "Itu sudah ada kajian Menteri Lingkungan Hidup dari 1995," katanya.
(Baca: Tiga Aturan yang Diserobot Ahok untuk Reklamasi Teluk Jakarta).