Kamis 10 Mar 2016 13:40 WIB

Satu Kelas di Sukabumi Ambruk, Kegiatan Belajar Terganggu

Rep: Riga Iman/ Red: Winda Destiana Putri
Sekolah ambruk, ilustrasi
Sekolah ambruk, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Satu ruangan kelas sekolah dasar (SD) di Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi ambruk, Selasa (8/3) malam.

Dampaknya, kegiatan belajar mengajar (KBM) para murid di sekolah tersebut terganggu.Bangunan sekolah yang ambruk tersebut berada di SD Negeri Pondokaso Tengah, Jalan Cidahu KM 04 Bojongpari, Desa Jayabakti, Kecamatan Cidahu, Sukabumi. Ambruknya bangunan terjadi setelah wilayah Sukabumi diguyur hujan deras sejak beberapa hari terakhir.

"Ambruknya bangunan jelas menganggu belajar," ujar Kepala Sekolah SDN Pondokaso Tengah Ridwan Nulfalah kepada wartawan, Kamis (10/3).

Pasalnya, selain menyebabkan satu ruangan kelas rusak berat ada tiga lokal lainnya yang terancam ambruk.Hal ini kata Ridwan menyebabkan aktivitas KBM pelajar kelas V terpaksa dipindahkan ke ruangan lainnya.

Jumlah pelajar Kelas V yang dipindahkan mencapai sebanyak 118 orang. Untuk sementara ujar Ridwan, mereka dipindahkan ke ruangan kelas IV yang bangunanya masih layak digunakan untuk belajar. Kondisi ini menyebabkan proses KBM di kelas akan dipadatkan.

Ridwan mengungkapkan, rencananya pihak sekolah akan meminjam ruangan kelas di sekolah lain yang kosong. Hal ini dilakukan agar proses belajar ratusan siswa berjalan seperti biasa. Lebih lanjut Ridwan mengatakan, satu lokal bangunan yang ambruk memang sudah sejak enam bulan terakhir dikosongkan.

"Pada saat itu plapon atau bagian atap sudah kelihatan lapuk," ujar dia.

Sehingga bagian plafon sempat ditahan dengan bambu. Sementara para murid dievakuasi ke ruangan kelas yang lain. Menurut Ridwan, upaya perbaikan ruangan kelas yang rusak ini sudah disampaikan ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sukabumi.

Pengajuan ini informasinya sudah disetujui namun pengucuran dana belum dilakukan sehingga perbaikan belum bisa dilakukan.

Sebenarnya ujar Ridwan, SDN Pondokaso Tengah mempunyai sebelas ruangan kelas. Namun, jumlah murid di sekolah tersebut cukup banyak mencapai sebanyak 675 orang.

"Kelas satu dan dua saja mempunyai tiga rombongan belajar," cetus Ridwan.

Fenomena ini menunjukkan jumlah murid yang overkapasitas dan belum ideal untuk proses belajar. Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Ade Dasep mengatakan, kalangan dewan sangat prihatin dengan ambruknya ruangan kelas.

Pasalnya, anggaran pendidikan di Sukabumi cukup besar.Namun sayangnya sambung Dasep, perhatian untuk perbaikan bangunan sekolah belum maksimal dilakukan. Ke depan, ia mendorong pemerintah untuk lebih peduli terhadap bangunan sekolah yang rusak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement