REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Berkaitan dengan infodari sosial media dan pemberitaan daring tentang ditemukannya dokumen WNI yang diduga milisi ISIS, Rektorat Uniersitas Islam Bandung (Unisba) langsung melakukan pengecekan ijazah atas nama Rudi Jaelani yang diunggah akun twitter DrPartizan.
Menurut Kepala Humas Unisba, ME Fuady, dari hasil penelusuran pihaknya, Rudi Jaelani tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi Unisba angkatan 2008 dan Lulus Kuliah tahun 2014.
"Namun, kami ragu bila yang bersangkutan bergabung dengan ISIS," ujar Fuady kepada wartawan, Selasa (8/3).
Namun, kata dia, sangat janggal bila orang yang bergabung dengan ISIS untuk berperang membawa ijazah, transkrip, dan KCK. Surat-surat itu, biasanya digunakan alumni untuk melamar pekerjaan.
Selain itu, kata Fuady, pihaknya sudah menelusuri ke tempat tinggal yang bersangkutan. Serta, sudah bertemu orang tua Rudi Jaelani. Setelah dikonfirmasi, ternyata Rudi meminta izin orang tuanya untuk bekerja di Singapura. Rudi berangkat sejak November 2014 ke Singapura.
"Kami curiga yang bersangkutan ditawari pekerjaan di luar negeri dengan iming-iming gaji yang besar," katanya.
Fuady mengatakan, dilihat dari Surat Keterangan Catatan Kepolisian yang dikeluarkan tahun 2016 (beberapa bulan setelah lulus), yang bersangkutan tidak memiliki catatan kejahatan atau pun kriminal. Itu artinya selama kuliah di Unisba hingga lulus, Ia berkelakuan baik.
"Yang bersangkutan tidak pernah melangar peraturan kampus selama belajar di Unisba," katanya.
Sebagai Perguruan Tinggi Islam, kata dia, Unisba selalu mengembangkan Islam Rahmatan lil 'Alamin dan mengedepankan sikap moderat dalam beragama. Unisba, menolak dengan tegas semua paham radikalisme. Karena, terorisme adalah bencana terbesar bagi umat manusia.
"Kami tidak pernah mendukung terorisme dalam bentuk apa pun," katanya.