Ahad 06 Mar 2016 20:33 WIB

Karena Kacang Rebus, Bupati Yoyok Disindir DPRD

Rep: Halimatus Sa'diyah / Red: Achmad Syalaby
Bupati Kabupaten Batang, Yoyok Riyo Sudibyo.
Foto: Republika/Musiron
Bupati Kabupaten Batang, Yoyok Riyo Sudibyo.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nama Yoyok Riyo Sudibyo melambung karena keberhasilannya melakukan reformasi birokrasi di Kabupaten Batang. Reformasi birokrasi yang dilakukan Yoyok antara lain dengan memotong anggaran pada banyak pos, tak terkecuali pos konsumsi di acara rapat pemerintah. Menu konsumsi yang biasanya komplet diganti dengan jajanan pasar seperti singkong dan kacang rebus.

Namun, karena itu pula, Yoyok mengaku pernah disindir oleh DPRD-nya. "Sampai ada istilah dari mereka, siap-siap bawa rantang, bawa katering. Karena memang makan siang itu enggak ada, cuma rebus-rebusan thok," tuturnya dalam sebuah forum diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Ahad (6/3).

Tak hanya soal makanan, Yoyok juga mengaku telah memangkas anggaran untuk kegiatan PKK sampai 75 persen. Anggaran yang sebelumnya Rp 1 miliar, ia potong menjadi hanya Rp 250 juta.  "Buktinya tetap bisa jalan kok. Namanya juga enggak berubah, tetap PKK," seloroh penerima Bung Hatta Anti-Corruption Award 2015 tersebut.

Karena hal-hal itu, Yoyok menyebut dirinya pernah diprotes lantaran dianggap terlalu ketat dalam hal anggaran. Sebab, bagi dia, setiap rupiah yang keluar dari kantong APBD harus ada catatannya. "Sampai ada yang bilang, 'Dasar Yoyok, beli paku saja dihitung,'" ucap mantan anggota TNI yang pensiun dini tersebut. 

Yoyok Sudibyo menjabat sebagai Bupati Batang sejak 2012. Di tahun pertama menjabat, ia disebut berhasil menghemat anggaran sebanyak Rp 5 miliar dari usahanya melakukan reformasi birokrasi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement