Ahad 06 Mar 2016 20:25 WIB

RI Didorong Buka Konsul di Tepi Barat

Rep: amri amrullah/ Red: Taufik Rachman
Polisi Israel di depan gerbang Universitas Al Quds di Tepi Barat.
Foto: arab news
Polisi Israel di depan gerbang Universitas Al Quds di Tepi Barat.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Konferensi Islam (OKI), Indonesia harus memiliki target jangka pendek hingga jangka panjang di Palestina. Salah satu target jangka pendek pemerintah adalah membuka Konsul Indonesia di Tepi Barat.

Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia dr. Joserizal Jurnalis mengungkapkan walaupun targetan besar dalam KTT OKI ini adalah kemerdekaan utuh Palestina dan menegaskan posisi Al Quds Al-Sharif sebagai bagian penting dari negara Palestina, Indonesia harus tetap menjalankan target jangka pendek dan menengahnya.

"Salah satu target jangka pendek yang harus didorong Indonesia adalah membuka konsul di Tepi Barat yang terpisah dan diblokade Israel," ujar Joserizal kepada Republika.co.id, Ahad (6/3). Langkah Indonesia bersama masyarakat melalui pendirian Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza merupakan contoh kolaborasi yang sangat baik.

RS Indonesia yang akhirnya diresmikan pada Desember 2015 lalu merupakan langkah kemanusiaan jangka pendek, yang harus dilanjutkan melalui kebijakan politik luar negeri pemerintah. Salah satunya membuka Konsul Indonesia di Tepi Barat. "Membuka akses politik ke Tepi Barat ini penting, karena Tepi Barat ini merupakan wilayah yang terpisah dari Gaza," kata dia.

Joserizal berharap setelah Indonesia membuka akses politik di kawasan Tepi Barat, langkah selanjutnya bisa diwujudkan dengan membuka bantuan dan fasilitas kemanusiaan di wilayah Tepi Barat. Salah satunya yang saat ini menjadi target Mer-C adalah pendirian RS Indonesia kedua di Tepi Barat.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement