REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menghadiri undangan Pemerintah Kota Jayapura terkait hari ulang tahun (HUT) ke-106 Kota Jayapura. Risma berbagi pengalaman mengelola Kota Surabaya dalam sebuah talkshow bersama Wali Kota Jayapura Benhur Toni Mano bertajuk "Strategi Jayapura Menuju Kota Metropolitan dengan Studi Kasus Kota Surabaya” di Jayapura, Jumat (4/3).
Risma menekankan, membangun infrastruktur kota memang penting, tetapi membangun kualitas warganya jauh lebih penting agar kemajuan kota dapat dinikmati seluruh masyarakat. "Untuk apa pemerintah kota membangun infrastruktur maju kalau yang menikmati bukan warganya. Warga asli kota harus menikmati manfaat pembangunan kota, harus menjadi tuan dan nyonya di kotanya sendiri," ujar Risma.
Dia meyakinkan, bila ada kehendak kuat dan didasari ketulusan maka semua upaya membangun kota yang dihadapkan pada keterbatasan anggaran akan teratasi. "Tuhan akan memberi jalan, yang penting kita punya niat dan tulus, semua akan mudah. tinggal kita mau atau tidak," ujar Risma
Sementara itu, Wali Kota Jayapura Benhur menyatakan, perlu bagi jajaran pemerintah Kota Jayapura untuk mengambil nilai positif yang telah dikembangkan Kota Surabaya. "Ibu Risma menjadi salah satu panutan dalam penyelenggaraan pemerintah bersih dan modern, senang kami bisa berbagi pengalaman," ucap Benhur.
Setelah talk show, bersama Benhur, Risma membuka gerak jalan umum dan tingkat pelajar di Jalan Entrop Jayapura. Risma mendarat di Bandara Sentani pada Jumat (4/3) sekitar pukul 07.00 WIT. Ini merupakan pertama kalinya Risma menginjakkan kaki di Tanah Papua.
Saat tiba, Risma disambut dengan tarian selamat datang. Dalam prosesi tarian itu, Risma mendapatkan penghormatan menginjak piring adat sebagai simbol sudah menjadi satu keluarga besar. Pada malam ini, Risma dijadwalkan akan menghadiri temu kader PDI Perjuangan se-Papua.
Sebelumnya, Risma berbagi ilmu dalam dialog Nawa Cita yang merupakan rangkaian Peringatan HUT ke-66 Polisi Pamong Praja dan Satuan Perlindungan Masyarakat ke-54 di Kota Palu, Kamis (3/3). "Walaupun kerap dikaitkan dengan istilah pejabat atau pegawai buangan, aparat Satpol PP tidaklah harus berkecil hati," kata Risma.