REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR –- Bogor menjadi salah satu dari 23 kota yang berkomitmen menerapkan program plastik berbayar. Semenjak Ahad (21/2) lalu, Wali Kota Bogor Bima Arya bersama Wakil Wali Kota, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH), dan perwakilan dari perusahaan ritel meresmikan program tersebut.
Sekitar dua pekan penerapan program tersebut diberlakukan, menurut pantauan Republika.co.id edukasi tujuan plastik berbayar belum sampai ke masyarakat. Seperti di salah satu minimarket Jalan Mawar, Bogor Barat, Kota Bogor, kasir hanya menanyakan apakah pembeli mau menggunakan plastik atau tidak tanpa memberikan edukasi mengenai alasan di balik plastik berbayar.
“Mau pakai plastik atau tidak bu, kalau pakai kami kenakan Rp 200,” kata, kasir minimarket, Anti Aminah kepada konsumen yang membeli dua botol air minum dan satu snack.
Firi Dian konsumen yang membeli di minimarket tersebut mengakui sudah tahu adanya program plastik berbayar. Namun dia belum terbiasa membawa kantung sendiri. Menurut dia, jika hanya sesekali membayar Rp 200 tidak masalah.
Sementara kasir minimarket, Anti mengaku dirinya hanya diberitahukan atasanya jika plastik sudah tak lagi gratis. Menurut pemahamannya, uang tersebut akan dialokasikan dari perusahaan untuk kegiatan lingkungan hidup. “Saya hanya menjalankan tugas, untuk memberitahukan plastik berbayar tersebut,” tutur Anti.
Diketahui, Pemerintah Kota Bogor sudah meresmikan plastik berbayar dengan tujuan untuk mengurangi limbah plastik. Masyarakat diminta untuk membawa kantung sendiri atau menggunakan tas belanja yang bisa digunakan berulang-ulang bukan untuk membayar plastik.