REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berbagi ilmu dalam Dialog Nawacita yang merupakan rangkaian Peringatan HUT ke-66 Polisi Pamong Praja dan Satuan Perlindungan Masyarakat ke-54 di Kota Palu, Kamis (3/3).
"Walaupun kerap dikaitkan dengan istilah pejabat atau pegawai buangan, aparat Satpol PP tidaklah harus berkecil hati," katanya dalam dialog bersama peserta Rapat Koordinasi Satpol PP dan Linmas se-Indonesia.
Ia mencontohkan pengalamannya dalam memimpin Surabaya. Dalam menjalankan program pemerintahan, Risma sangat mengandalkan peran Satpol PP dalam pelayanan masyarakat. Sehingga Satpol PP tidak perlu berkecil hati, karena dalam pelaksanaanya satuan ini yang mengambil peran yang sangat penting.
"Dalam melalukan tugas khususnya di lapangan, diusahakan aparat harus memberikan pemahaman dan pengertian terhadap Peraturan Daerah. Sehingga masyarakat dapat lebih mudah mengerti," katanya.
Kemudian, sosialisasi dan penjelasan harus disertai dengan keramahan dan senyuman. Sehingga dapat memberikan suasana tentram, yang pada akhirnya dapat dicintai dan diterima dengan baik oleh masyarakat.
Rapat Koordinasi Nasional Satpol PP Seluruh Indonesia dibuka secara resmi oleh Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo. Kegiatan ini mengambil tema 'Satuan Polisi Pamong Praja Siap Melaksanakan Revolusi Mental Sebagai Perwujudan NawaCita'.
Tjahjo Kumolo memberikan apresiasi kepada Pemda Sulteng atas kinerja pemerintahan yang baik selama ini. "Kenapa kita tunjuk Sulteng pelaksana HUT Satpol PP dan Linmas di sini, karena pemerintahannya bagus," katanya.