REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Penemuan limbah kabel sebanyak belasan truk di dalam drainase Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, belum lama ini, masih menyisakan tanda tanya besar. Sampai sekarang, pelaku yang berani membuang sampah sebanyak itu di dalam saluran air tersebut belum lagi terungkap identitasnya.
Saat ini, limbah-limbah kabel itu ditempatkan sementara di depan gudang Suku Dinas PU Tata Air Jakarta Pusat yang terletak di Jalan Danau Damplas Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang. Ketika Republika.co.id menyambangi gudang tersebut, Rabu (2/3), sampah itu tampak menumpuk setinggi lebih dari dua meter dan masih berlumuran lumpur.
“Semuanya berasal dari Jalan Merdeka Selatan,” ujar penjaga gudang, Sindon.
Ia menuturkan, penemuan limbah itu berawal dari pengecekan saluran air pembuangan di kawasan ‘ring satu’ Jakarta oleh para petugas Sudin PU Tata Air Jakpus pada Rabu pagi, 24 Februari lalu. Ketika itu, mereka mendapati adanya genangan air di Jalan Merdeka Selatan, tepat di depan Kedutaan Besar AS.
Setelah melakukan penelusuran, para petugas itu berkesimpulan bahwa genangan itu muncul karena mampetnya saluran air di pinggir jalan depan gedung Balai Kota (Kantor Gubernur DKI Jakarta—Red). “Saat diperiksa, di dalam gorong-gorong itu ditemukan sisa-sisa pembungkus kabel berbahan seng,” ungkap Sindon.
Para petugas selanjutnya berusaha membersihkan sampah yang menyumbat selokan tersebut. Akan tetapi, mereka tidak menyangka jika limbah pembungkus kabel yang harus mereka keluarkan itu jumlahnya amat besar. “Ada satu truk kulit kabel yang berhasil diangkut teman-teman saya pada hari itu. Sorenya, barulah limbah tersebut mereka bawa ke gudang ini,” tuturnya.
Sindon mengaku kaget saat pertama kali menyaksikan truk milik Sudin TU Tata Air Jakarta Pusat menurunkan limbah-limbah itu di halaman gudang yang dijaganya. Pasalnya, area tersebut selama ini hanya difungsikan untuk tempat penyimpanan bahan-bahan bangunan untuk keperluan pembangunan infrastruktur air di wilayah Jakarta Pusat. Bukan sebagai tempat pembuangan sampah.
“Sepanjang sejarah saya bekerja di sini, baru sekarang ada limbah kabel menggunung di depan gudang. Sebelumnya area itu hanya digunakan untuk tempat menaruh pasir, tumpukan semen, dan bahan-bahan material lainnya untuk proyek sudin,” ungkap Sindon.
Sejak penemuan pertama itu, truk-truk milik Sudin PU Tata Air Jakarta Pusat berulangkali mengangkuti sampah pembungkus kabel ke gudang yang dijagai Sindon. Sampai Rabu malam, jumlah limbah kabel yang terkumpul di tempat itu tercatat sudah mencapai 16 truk. Semuanya berasal dari lokasi yang sama, yaitu Jalan Merdeka Selatan.
Salah satu petugas Sudin PU Tata Air Jakpus, Siswanto (29) mengatakan, kasus penemuan limbah pembungkus kabel kali ini terbilang unik. Ia yang sudah bekerja di instansi tersebut sejak 2006 mengaku tidak pernah menemukan sampah semacam itu di gorong-gorong, apalagi dalam jumlah besar.
''Dari semua selokan yang pernah saya bersihkan selama ini, paling yang saya temukan cuma sampah-sampah plastik atau daun-daun kering. Baru kali ini dapetnya/ limbah kabel,” ujar Siswanto.