Senin 29 Feb 2016 21:09 WIB

Baru 22 Persen Lahan Sawah di Langkat Miliki Irigasi

Rep: Issha Harruma/ Red: Yudha Manggala P Putra
Irigasi
Irigasi

REPUBLIKA.CO.ID, LANGKAT -- Sebagai salah satu penghasil padi terbesar di Sumatera Utara, Langkat memiliki lahan sawah seluas 37.054 hektare. Namun, dari luas areal tersebut, hanya 22 persen atau sekitar 8.384 hektare yang memiliki sarana irigasi.

"Selebihnya tadah hujan, makanya rentan gagal panen akibat kekeringan atau banjir," kata Bupati Langkat Ngogesa Sitepu saat panen raya di Desa Securai Selatan, Kecamatan Babalan, Langkat, Senin (29/1).

Mengingat masih minimnya sarana irigasi ini, Ngogesa mengatakan, pihaknya berharap pemerintah pusat membantu dalam melakukan pembangunan dan renovasi sarana irigasi di Langkat. Hal ini, lanjutnya, tentu untuk meningkatkan produksi padi dan mendukung program swasembada padi nasional.

"Harapan kami ini jadi perhatian pemerintah sehingga petani tidak mengalihfungsikan lahan sawahnya. Karena alih fungsi tanah sawah ini berpotensi mengurangi luas sawah dan mengancam stok di masa yang akan datang," ujar Ngogesa.

Kadis Pertanian Aspan Sofian Batubara mengatakan, rehabilitasi atau perbaikan jaringan irigasi memang menjadi salah satu program utama pemerintah di tahun 2015. Ia menyebutkan, pada tahun 2015, dana yang dialokasikan dari APBN melalui pemprov untuk Langkat, yakni sebesar dari Rp41 miliar.

"Dana itu untuk penyediaan benih, pelaksanaan penanaman hibrida, penyediaan alat pertanian, dan pembangunan dan perbaikan irigasi," kata Aspan.

Aspan mengatakan, Sumut memiliki potensi tanaman hortikultura dan pangan yang besar. Saat ini, Sumut berada di peringkat keenam produksi padi terbanyak, yakni empat juta ton. Dari angka ini, Langkat berkontribusi sebanyak 22 persen. Oleh karena itu, pembangunan dan perbaikan irigasi menjadi fokus pemerintah untuk menunjang peningkatan hasil produksi padi di Sumut, khususnya Langkat.

Pada panen raya kali ini, luasan panen di Langkat sekitar 600 hektar dengan produksi 65 kuintal per hektar. Selain di Langkat, panen raya juga dilakukan secara serentak di enam provinsi lain.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Kementerian Pertanian Ali Jamil mengatakan, Kementan menargetkan produksi padi pada panen raya bulan Maret-April sebesar 14,52 juta ton. Untuk mendorong peningkatan produksi, berbagai upaya dari hulu ke hilir pun dilakukan. Di antaranya, memberikan 116.500 ton benih gratis, 9,5 juta ton subsidi pupuk, memberikan alat dan mesin pertanian, serta memperbaiki infrastruktur, termasuk irigasi.

"Lahan yang memiliki sarana irigasi masih lebih sedikit dari tadah hujan. Tanam dua kali, panen belum tentu dua kali. Mudah-mudahan dalam waktu tidak terlalu lama bisa dibangun pompa air agar bisa semua lahan teraliri irigasi," kata Ali.

Berbagai upaya ini, kata Ali, bertujuan untuk mengembalikan posisi Sumut kembali ke peringkat lima nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement