Selasa 17 Jun 2025 11:53 WIB

PSPP UMJ Fasilitasi Nelayan Kampak dengan Kilang Multifungsi dan Tunnel Garam

Keterampilan berwirausaha secara bertahap akan diberikan.

PSPP Universitas Muhammadiyah Jakarta mendampingin nelayan Kampak membangun rumah garam.
Foto: UMJ
PSPP Universitas Muhammadiyah Jakarta mendampingin nelayan Kampak membangun rumah garam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Studi Perbatasan dan Pesisir (PSPP) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) memfasilitasi dan mendampingi nelayan Kampak Desa Sebubus dengan Kilang Multifungsi dan Tunnel Garam.

Pembangunan rumah garam ini, dilatarbelakangi oleh pembahasan mengenai kegiatan pemberdayaan masyarakat pesisir perbatasan di Sambas antara PSPP UMJ dan pakar kelautan Rokhmin Dahuri.

Bersama Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia, PSPP UMJ telah membangunkan kilang multifungsi bagi kegiatan nelayan menangkap dan mengolah ubur-ubur pada 2023.

Setiap musim ubur-ubur, nelayan selalu membutuhkan sedikitnya 80 ton garam per kilang untuk pengolahan siap dijual. Namun kegiatan mengolah ubur-ubur membutuhkan garam yang seringkali tidak mencukupi kebutuhan.

Rokhmin Dahuri yang juga anggota DPR memberi saran kepada PSPP UMJ untuk membangun rumah garam.

Berdasarkan hal itu, PSPP UMJ melakukan riset potensi pembangunan rumah garam, yang kemudian bersama Direktorat Jasa Bahari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan survei di pesisir Paloh mulai dari desa Temajuk hingga Sebubus.

Pada akhirnya, kedua belah pihak sepakat untuk membangun rumah garam di area Kilang Multifungsi pada November 2024 dan diserahterimakan kepada para nelayan pada 7 Desember 2024.

PSPP UMJ dan para nelayan melakukan berbagai eksperimen dan berbagai uji coba selama tiga bulan, hingga garam mulai terbentuk di bulan April.

Wibowo, pendamping Teknis PSPP UMJ, melakukan pendampingan selama tiga bulan hingga menemukan cara bagaimana garam bisa terbentuk lebih cepat dengan kualitas baik.

Akhirnya di bulan ke empat, pada Mei 2025, nelayan mulai panen garam. PSPP UMJ membuatkan rumah penirisan garam agar mencapai tingkat kekeringan yang baik. Saat ini garam tersebut sedang diuji laboratorium untuk mendapatkan kadar NaCl nya.

Ketua PSPP UMJ Dr Endang Rudiatin, M.Si mengatakan, uji coba pembuatan garam paralel dengan uji coba garam yang sudah terbentuk untuk pengawetan ubur-ubur.

“Kami menguji kadar garamnya sekaligus juga menguji ubur-ubur yang sudah diolah menjadi salted jellyfish,” ujarnya dalam keterangan, Selasa (17/6/2025).

Lebih lanjut, Endang menjelaskan pada 17 Juni 2025, sudah dilaksanakan pendampingan pembuatan krupuk dan bakso ubur-ubur sebagai bagian dari hilirisasi produk mentah.

photo
(UMJ)

PSPP UMJ membentuk dua kelompok UMKM dari kalangan perempuan Dusun Ceremai. Kedua kelompok ini didampingi dalam uji coba pembuatan krupuk dan bakso berbahan baku ubur-ubur. Selain itu mereka diberi keterampilan pengemasan, pembuatan merek dan logo.

"Keterampilan berwirausaha secara bertahap akan kami berikan, antara lain cara menghitung harga pokok produksi, strategi memasarkan dan membuat promosi. Semua kegiatan kewirausahaan ini dilaksanakan di kilang Multifungsi.” jelasnya.

Endang berharap kelompok UMKM ini sudah mulai rutin berproduksi, dapat membangunkan rumah produksi dengan kelengkapan alat produksinya.

Kepala Desa Sebubus, Irpan Riyadi memberikan apresiasi terhadap pemberdayaan masyarakat desanya yang sudah berlangsung sejak 2022 hingga kini.

“Saya berharap PSPP juga melakukan pemberdayaan di dusun lain yang memiliki potensi untuk berkembang, misalnya Dusun Jerujuk”, ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement