Ahad 28 Feb 2016 13:47 WIB

Penambang Pasir Diminta tak Keruk Tebing Merapi

Sawah rusak diterjang Lahar Dingin
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Sawah rusak diterjang Lahar Dingin

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta meminta para penambang pasir di sungai berhulu Gunung Merapi untuk tidak mengeruk tebing karena merupakan penahan banjir lahar dingin.

"Tebing sungai berfungsi untuk menahan. Jangan menambang material di tebing," kata Kepala Seksi Gunung Merapi, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Kusdaryanto, Ahad (28/2).

Menurut dia, ketika tebing dikeruk akan sangat berbahaya jika sampai menimbulkan lubang yang cukup besar. Ia mengatakan tebing sungai harus selalu dalam kondisi kokoh sebagai tanggul penahan lahar.

"Dampak jangka panjangnya nanti, aliran banjir lahar tidak bisa terkontrol saat turun. Ketika tanggul kuat, maka saat ada lahar datang, bisa menahan agar tetap sesuai alur. Tapi kalau ditambang, menyisakan lubang bisa berbelok arah," katanya.

Kusdaryanto mengatakan ketika banjir lahar berbelok, maka akan menyebar kemana-mana. Bahayanya nanti bisa sampai ke pemukiman warga.

"Itu yang bahaya. Selain itu pula, bisa mengancam penambang itu sendiri. Kan bisa longsor," katanya.

Camat Cangkringan Edy Harmanto mengatakan penambangan pasir di sungai berhulu Gunung Merapi di wilayah setempat memang tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya.

"Namun saat ini masih tetap ada meski sudah ada larangan. Penambangan dilakukan hanya satu hingga dua orang saja tanpa alat berat," katanya.

Menurut dia, para penambang pasir tersebut diimbau cukup susah karena selalu pergi ketika didatangi.

"Mereka juga bukan dari warga setempat. Biasanya orang-orang luar daerah," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement