Ahad 28 Feb 2016 12:52 WIB

Polisi Kesulitan Berantas Ladang Ganja di Aceh

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Esthi Maharani
 Polisi berjalan menuju ladang tanaman ganja  siap panen di Desa Pulo, Kawasan Pegunungan Seulawah, Aceh Besar, Aceh, Rabu (19/8).  (Antara/Ampelsa)
Polisi berjalan menuju ladang tanaman ganja siap panen di Desa Pulo, Kawasan Pegunungan Seulawah, Aceh Besar, Aceh, Rabu (19/8). (Antara/Ampelsa)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Kepala Polda Aceh, Irjen Mochamad Husein Hamidi mengakui kesulitan untuk memberantas ladang ganja di Aceh. Alasannya, ladang ganja seringkali berada di daerah yang sulit dijangkau seperti hutan dan gunung.

Tak jarang, masyarakat kembali menanam ganja, meski sudah dilakukan pemusnahan sebelumnya. Ia pun berharap pemerintah pusat bisa memberikan bantuan berupa helikopter agar pengawasan dan penindakan lebih efektif.

"Memang dimungkinkan kita mendapatkan helikopter, bisa mantau melalui udara. Jadi bisa kita pantau setiap saat melalui udara," ujar Husein, di Polda Aceh, Ahad (28/2).

Sulitnya memberantas ladang ganja juga diakui Direktur Reserse Narkoba Polda Aceh, Kombes Agus Sunardi.

"Jadi begini setelah dipugar mereka naik lagi (untuk menanam ganja)," tutur Agus.

Sebab itu, Agus menegaskan, pengawasan memang harus sering dilakukan. Terutama terhadap ladang bekas tanaman ganja. Hal tersebut guna memastikan ladang yang sudah dimusnahkan tidak lagi ditanami ganja.

Gubernur Aceh, Zaini Abdullah juga mendukung jika pemerintah pusat memberikan bantuan helikopter untuk Polda Aceh.

"Kita yakin dapat minimal tiga, saya sudah bicara dengan pak JK," kata Zaini.

Menurut Zaini, helikopter dapat mempersingkat pengawasan terhadap lahan ganja yang berada di hutan dan perbukitan. Tanpa helikopter, lanjutnya, polisi menempuh perjalanan hingga 10 jam untuk sampai ke lokasi.

"Sekarang nol helikopter," Zaini menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement