Sabtu 27 Feb 2016 08:21 WIB

Dinsos DKI Terima 86 Eks Anggota Gafatar

Eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) menempati kamar di asrama Haji Propinsi Gorontalo setelah dipulangkan dari Kalimantan Timur, Selasa (23/2).
Foto: Antara/Adiwinata Solihin
Eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) menempati kamar di asrama Haji Propinsi Gorontalo setelah dipulangkan dari Kalimantan Timur, Selasa (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta menerima 86 orang eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, Cipayung, Jakarta Timur, Jumat.

Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta Masrokhan melalui siaran pers yang diterima di Jakarta mengatakan, para eks anggota Gafatar tersebut semuanya berasal dari Kalimantan Timur. Pemerintah Provinsi Kaltim memindahkan mereka karena memiliki kartu tanda penduduk DKI Jakarta.

"Dari Kalimantan Timur ke Kementerian Sosial, jumlah mereka sebanyak 137 orang. Kemudian, sebanyak 51 orang berhasil kembali kepada keluarga. Sisanya 86 orang kami berikan pelayanan di PSBI Bangun Daya 2," kata Masrokhan.

Para eks anggota Gafatar tersebut mendapatkan kebutuhan dasar, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal dari Dinsos DKI.

"Kami hanya menerima mandat dari Kementerian Sosial untuk membantu eks anggota Gafatar ini. Kami berfokus untuk saat ini bagaimana agar kebutuhan dasar mereka terpenuhi. Jangan sampai kondisi mereka tidak bagus. Kami berusaha pastikan mereka sehat terlebih dahulu," ujarnya lagi.

Dinsos DKI masih berupaya mencari sanak keluarga para eks anggota Gafatar tersebut dengan menugaskan kepala Dinas Sosial Kecamatan (KDSK) untuk menelusuri keberadaan saudara dari mereka yang berada di penampungan.

"Lalu, kami lakukan upaya persuasif dan edukatif agar mau menjemput sanak keluarga mereka," kata Masrokhan.

Kepala Bidang Perlindungan Sosial Dinas Sosial DKI Jakarta Tarmijo Damanik mengungkapkan, pihaknya akan memberikan pelayanan, seperti penyembuhan trauma dan pemeriksaan kesehatan.

"Kami siapkan petugas, seperti psikolog, pekerja sosial, Taruna Siaga Bencana (Tagana), dan petugas lainnya. Kami juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat untuk pemeriksaan kesehatan," ujar Damanik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement