Jumat 26 Feb 2016 17:08 WIB

Mencari Wajah Realitas Sosial dalam Serial Televisi 'Anak Jalanan'

Red: M Akbar
adegan serial tv anak jalanan
Foto:

Yang ketiga, adakah keseimbangan antara porsi  hiburan dengan muatan serta misi edukasinya? Beragam pandangan kritis para netizen pemerhati serial ini mengarah pada beberapa bagian adegan yang dinilai belum sesuai dengan keinginan publik bahwa pada tayang ini, banyak remaja yang menonton.

Terlepas dari standar nilai yang tidak sama antara pemirsa satu dengan yang lainnya, semangat untuk membangun kepedulian pada proses pendidikan berkarakter bagi remaja kita yang kebetulan juga menjadi penonton serial ini patut diapresiasi oleh semua pihak, termasuk stasiun TV dan produser.

Isu ini menjadi sangat penting dan menarik untuk didiskusikan di ruang publik secara terbuka dan menggunakan pendekatan yang komprehensif. Diskusi-diskusi publik yang menghadirkan psikolog, pendidik, pakar komunikasi, produser, pengelola stasiun televisi, dan pemerhati media bisa diperbanyak dan dibangun dalam kerangka pembangunan industri pertelevisian yang sehat dan menguntungkan bagi seluruh pemangku kepentingan.

Bila kritik hanya disandarkan pada isu-isu parsial, tentu tidak akan efektif untuk memperbaiki keseluruhan sistem. Pada akhirnya hanya kegaduhan tanpa arti yang akan menghiasi polemik di ruang publik. 

Selama ini pendekatan yang digunakan untuk merespon tayangan televisi cenderung kurang memberi ruang dialog yang sehat antara pemangku kepentingan yang terlibat dalam dunia penyiaran. Apalagi dengan semakin teritegrasinya media televisi dengan media daring.

Suasana dialogis yang seharusnya terfasilitasi dengan hadirnya media interaktif justru melahirkan perang terbuka antara "likers" dan "hatters". Stasiun TV dan produser harus diberi ruang untuk melakukan perbaikan isi tayangan dalam atmosfer yang damai, tanpa tekanan, dan terlepas dari risiko disingkirkan oleh pesaingnya secara tidak adil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement