Jumat 26 Feb 2016 17:08 WIB

Mencari Wajah Realitas Sosial dalam Serial Televisi 'Anak Jalanan'

Red: M Akbar
adegan serial tv anak jalanan
Foto:

Fenomena broken home dan frustrasinya remaja kita adalah fakta sosial yang terjadi di mana-mana dan cenderung semakin menguat. Yang harus lebih banyak diangkat lagi adalah karakter yang lebih kuat dari para tokohnya untuk tetap berjuang sebagi pribadi tangguh di tengah persoalan besar yang melanda kehidupannya.

Khalayak penonton pantas berharap, serial ini bisa menjadi bagian dari upaya membangun karakter remaja kita untuk menjadi pribadi yang tidak cengeng dan bangkit dari keterpurukan. Sikap mental yang positip sangat efektif ditularkan melalui program yang banyak diminati remaja ini.

Natasha Wilona yang memerankan Reva, menanggung beban untuk menyelesaikan problem yang sangat kompleks dalam lingkaran inner-conflict yang rumit. Di sisi ini, penulis dan sutradara ditantang untuk memahami pendekatan psikologi dalam mengembangkan karakter dalam serial ini.

Yang kedua, sejauh mana identitas kultural Indonesia tidak sekadar menjadi ornamen pelengkap dalam serial ini? Identitas itu bisa tampak dalam substansi cerita maupun dialog dan atribut yang melekat pada karakter tokoh.

Kehadiran Fathir Muhtar sebagai Abah yang beratribut dan dialek kental daerah tertentu menjadi salah satu upaya untuk mengartikulasikan keindonesiaan yang beragam dalam serial ini.

Tentu, identitas kultural ini diharapkan akan lebih tampak dan melekat pada karakter utamanya, Boy dan Reva. Setidaknya, latar belakang subkultur yang beragam bisa diekplorasi untuk mengimbangi kesan remaja kosmopolitan yang seakan lahir dari ketidakpedulian pada akar budayanya sendiri. Bahkan, tarik-menarik antara keindonesiaan dan segala yang bersifat kosmo itu bisa menjadi bagian menarik dalam perkembangan karakter dan kisah serial ini. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement