Kamis 25 Feb 2016 04:52 WIB

Politikus PKS Soroti Kesenjangan Pembangunan Jakarta

Pemulung cilik berjalan saat mencari sisa sampah di daerah Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (16/5). Bank Dunia melaporkan sekitar 870 juta orang hidup sangat miskin di negara dunia dan jaminan sosial adalah salah satu upaya efektif mengakhiri kemiskinan p
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Pemulung cilik berjalan saat mencari sisa sampah di daerah Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (16/5). Bank Dunia melaporkan sekitar 870 juta orang hidup sangat miskin di negara dunia dan jaminan sosial adalah salah satu upaya efektif mengakhiri kemiskinan p

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhamad Idrus mengatakan, dalam lima tahun ke depan, DKI Jakarta harus melakukan perubahan khususnya dalam pembangunan. Karena saat ini pembangunan yang ada di Jakarta masih belum merata.

"Ekonomi hanya dinikmati oleh kalangan menengah atas, sedangkan saat ini gini ratio (kesenjangan ekonomi) Jakarta 0,43, nomor dua terendah di Indonesia setelah Papua," ujar Idrus dalam acara dialog bertema 'Mengkritisi Pembangunan Jakarta' di Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (24/2).

Idrus juga menyinggung soal pembangunan di Jakarta yang harus dibangun dengan tiga pilar yakni sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, dan lingkungan. "Kita hanya ribut bicara toleransi pada saat perayaan keagamaannya. Padahal toleransi pembangunan Jakarta benar-benar tidak toleran. Artinya yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin," ucap dia.

Hal senada diungkapkan sejarawan dan budayawan Jakarta, JJ Rizal yang menyatakan, saat ini Jakarta hanya melindungi aristokrasi kapitalis dan aristokrasi politik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement