Kamis 25 Feb 2016 06:13 WIB

Penambahan Pangkalan Elpiji Masih Tunggu Proses Pemetaan

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Karta Raharja Ucu
Petugas Krimsus Polda Metro Jaya memeriksa tabung gas elpiji 12 kg di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta, Kamis (30/7).  (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Petugas Krimsus Polda Metro Jaya memeriksa tabung gas elpiji 12 kg di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta, Kamis (30/7). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Hingga kini rencana penambahan jumlah pangkalan elpiji di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, belum bisa dilakukan. Kepala Seksi Pengembangan Energi Dinas Sumber Daya Air Energi dan Mineral (SDAEM) Sleman Purwoko Suryatmanto menjelaskan, hal tersebut terjadi karena masih menunggu rampungnya proses pemetaan penambahan gas bersubsidi di DIY.

Selain itu, saat ini persediaan gas bersubsidi masih melimpah. Sehingga tidak ada kelangkaan yang terjadi di masyarakat. "Pertamina juga belum melakukan penambahan kuota untuk gas bersubsidi kan," padanya pada awak media, Rabu (24/2).

Ia mengemukakan, upaya penambahan pangkalan di Sleman bertujuan untuk memutus mata rantai distribusi gas bersubsidi. Hal tersebut dilakukan agar harga jual gas elpiji tiga kilo gram dapat disesuaikan dengan ketentuan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 15.500 per tabung.

Adapun masing-masing agen memiliki rata-rata dua sampai tiga pangkalan. Sedangkan penambahan di setiap kecamatan berbeda tergantung kebutuhannya. "Karena itu, tiap-tiap kecamatan masih melakukan pemetaan kebutuhan jumlah pangkalan. Kami juga menunggu keputusan penambahan kuota untuk gas bersubsidi dari Pertamina," ujarnya.

Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) DIY Siswanto mengatakan, sampai sekarang Pertamina belum menentukan kuota penambahan gas bersubsidi. "Penambahan jumlah pangkalan itu kan masih rencana, karena semua tergantung pada kuota gas bersubsidi dari Pertamina," kata Siswanto.

Ia menuturkan, sebenarnya masing-masing pemerintah daerah telah mengajukan tambahan kuota gas bersubsidi pada Pertamina. Namun Pertamina belum memberikan keputusan. Pemprov DIY sendiri mengajukan penambahan 14 persen pada tahun ini.

Siswanto mengemukakan, kemungkinan penambahan kuota dan pangkalan baru bisa dilakukan antara Maret dan April mendatang. Sementara untuk menjadi pangkalan dibutuhkan beberpa syarat.

Di antaranya, minimal memiliki 50 tabung elpiji tiga kilogram dan mendaftarkan diri kepada Bidan ESDM Dinas SDAEM Sleman. Nantinya, pengajuan tersebut akan diteruskan kepada Hiswana Migas dan Pertamina. Kemudian dilakukan survei lapangan untuk mengecek kelayakan calon pangkalan.

Saat ini di Sleman hanya terdapat 17 agen elpiji tiga kilogram. Sementara jumlah pangkalan sebanyak 1.365 unit. Jumlah pangkalan di setiap kecamatan  sendiri berbeda-beda. Ada yang melebihi kapasitas. Ada juga kecamatan yang kekurangan jumlah pangkalan. Kondisi ini berdampak pada persebaran gas 3kg tidak merata. Sehingga harganya di pengecer tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement