Rabu 24 Feb 2016 16:19 WIB

UN tak Jadi Alat Kelulusan, Kecemasan Orangtua dan Siswa Berkurang

Rep: Dyah ratna meta novia/ Red: Winda Destiana Putri
Ujian Nasional
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ujian Nasional

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Diplomasi Pusat Strategi dan Diplomasi Kebahasaan Badan Bahasa Kemendikbud Dr Maryanto mengatakan, keputusan Kemendikbud untuk tidak memakai hasil Ujian Nasional (UN) untuk ukuran kelulusan siswa sudah bagus.

"Saya kira Kemendikbud dengan tak memakai UN sebagai alat kelulusan siswa telah menghilangkan kecemasan atas terselenggaranya UN. Namun memang butuh waktu untuk menghilangkan kecemasan itu tapi setidaknya kecemasan itu telah berkurang," katanya, Rabu, (24/2).

Masyarakat harus menerima kalau ada siswa yang tak lulus dalam ujian. Sebab  setiap ujian itu ada yang lulus dan tidak.

Namun hal yang lebih penting, terang Maryanto, orangtua siswa harus mengetahui apa penyebab ketidaklulusan anaknya. Masyarakat, jangan takut anaknya tak lulus ujian, hadapi biasa saja dan beri kesempatan mengulang.

Sebenarnya tak perlu memakai cara-cara curang supaya lulus. Sebab cara curang justru menodai hakikat pendidikan.

"Di masyarakat kita tidak lulus ujian masih jadi aib. Masyarakat sering memaksakan perkembangan anak."

Contohnya, ada anak masih bayi yang belum bisa berjalan, tapi sama orangtuanya ditetah. "Ini namanya memaksa perkembangan anak."

Sebenarnya, lanjut Maryanto, masyarakat tak perlu menyeragamkan perkembangan anaknya masing-masing. Sebab setiap anak itu punya potensi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement