Senin 22 Feb 2016 07:11 WIB

Peduli Lingkungan, Penyelam Harus Miliki Perilaku Hemat Sampah

Rep: Sonia Fitri/ Red: Nidia Zuraya
Penyelam profesional membersihkan sampah di bawah Laut Nusa Dua
Foto: farishhantulaut.blogspot.com
Penyelam profesional membersihkan sampah di bawah Laut Nusa Dua

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Olahraga menyelam jangan hanya dijadikan sekadar profesi maupun hobi. Ia juga harus dibarengi misi penjagaan lingkungan di area wisata selam, terutama di areal perairan pulau-pulau kecil Indonesia.

"Penyelam perlu ikut mengambil langkah konkret agar timbulan sampah bisa dikurangi," kata Inisiator Divers Clean Action Swietenia Puspa Lestari di Pulau Pramuka, Taman Nasional Kepulauan Seribu, Ahad (21/2). 

Divers Clean Action merupakan kegiatan bersih laut yang dilakukan sekitar 100 penyelam dari sejumlah komunitas seperi Miss Scuba Indonesia, Klub Selam Nautika ITB, Global Dive Center, dan Eco Divers Journalist. Kegiatan itu bagian dari peringatan Hari Peduli Sampah Nasional.

Penyelaman dilakukan selama sekitar 50 menit di kedalaman rata-rata 12 meter. Sedangkan wilayah penyisiran sepanjang 400 meter. Dari kegiatan tersebut, sebanyak 64 kilogram sampah dari dasar perairan Pulau Pramuka berhasil dikumpulkan 

Dari data tersebut disimpulkan, rata-rata timbulan  sampah di sana mencapai 16 kilogram per 100 meter. Sampah terdiri dari plastik kemasan, botol plastik dan kaleng, serta sampah B3 (Bahan Beracun Berbahaya).

Menurut Tenia, penyelam wisata harus berperilaku irit sampah terutama berkunjung ke situs penyelaman. "Misalnya dengan membawa tempat minum sendiri yang bisa dipakai ulang atau menggunakan kemasan dari bahan yang bisa terurai," ujarnya.

Penyelam juga bisa berpartisipasi untuk terlibat dalam kegiatan pengolahan sampah oleh masyarakat setempat seperti yang sudah diinisiasi Balai Taman Nasional Kepulauam Seribu di Pulau Pramuka. "Meski sederhana, namun cara itu efektif untuk mengurangi timbulan sampah," katanya.

Potensi sampah yang ditimbulkan penyelam wisata cukup besar seiring makin tingginya minat wisata khusus tersebut. Menurut data Asosiasi Usaha Wisata Selam Indonesia (AUWSI) setiap tahun ada sekitar 5 ribu orang yang mengikuti ujian sertifikasi penyelam di Indonesia.

Perilaku hemat sampah oleh para penyelam sangat penting karena sekitar 40 persen situs dari 720 situs wisata selam di seluruh Indonesia adalah pulau-pulau kecil yang minim tempat pengolahan sampah memadai. "Setiap penyelam wisata memiliki tanggung jawab untuk menjaga situs penyelaman tetap terjaga keindahannya," tegas Ketua AUWSI John Sijabat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement