Sabtu 20 Feb 2016 14:35 WIB

Polisi Terima Puluhan Laporan Terkait Kekerasan Anak di Depok

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Nur Aini
ilustrasi Kekerasan Anak
Foto: Republika On Line/Mardiah diah
ilustrasi Kekerasan Anak

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Polresta Depok mencatat sejak awal tahun hinga saat ini ada 39 laporan yang diterima mengenai pelecehan dan kekerasan anak yang terjadi di Kota Depok.

''Betapa banyaknya jumlah laporan kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak yang diterima Polresta Depok. Dalam kurun Januari 2016 hingga saat ini saja, ada 39 laporan,'' ujar Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Depok AKP Elly Pandiasari di Mapolres Depok, Sabtu (20/2).

Menurut Elly, tentu hal ini menjadi perhatian, tetapi polisi hanya memiliki 11 penyidik. Sedangkan para pelapor ingin segera ditangani. ''Polisi memerlukan waktu, tenaga, dan pembuktian. Kemudian tindakan pencegahan bagaimana untuk mengurangi kasus tersebut. Pencegahan bagaimana laporan polisi berkurang. Sama sekali tak ada tak mungkin. Ada yang beri permen harus berani katakan tidak, atau hadiah, titipan orangtua, iming-imingi dan ikut serta,'' ujarnya

Ia menilai perlu kerja sama semua masyarakat untuk membantu pencegahan kekerasan terhadap anak. ''Kami juga mengajak bekerja sama dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Pemerintah Kota (Pemkot) Depok untuk tak henti-hentinya memberikan penyuluhan kepada orang tua dan anak di sekolah,'' tuturnya.

Untuk itu pada Jumat (19/2), pihaknya bersama Disidk Pemkot Depok menggelar diskusi tentang pencegahan kekerasan terhadap anak. Kegiatan diskusi juga menampilkan pemutaran film tentang bahaya kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak.

''Anak-anak begitu antusias dan diminta harus berani berkata "Tidak" saat didekati orang asing. Tidak boleh memegang bagian wajah, perut, dada, bagian celana depan, dan belakang. Anak-anak harus berani berkata tidak, lari, dan berteriak,'' kata Elly dalam diskusi di Mapolresta Depok yang juga menghadirkan keluarga korban penculikan dan pembunuhan, Jamaludin (7 tahun) pelajar SD Beji Depok.

Dalam berdialog tersebut hadir pihak sekolah, orangtua murid, dan para pelajar lainnya. ''Keluarga korban dihadirkan sebagai pembelajaran kepada orangtua dan siswa lainnya agar tak menjadi korban serupa. Kami prihatin dengan kasus Jamal, kasusnya sedang ditangani. Pelaku sudah ditangkap. Hal ini jadi perhatian kita semua berikan pencegahan di kemudian hari tak lagi terjadi,'' ujar Elly.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement